TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gungun Heryanto, mengatakan tahun 2014 bukan momentum bagi Aburizal Bakrie untuk mencalonkan diri sebagai presiden. "Momentum Ical di 2014 hanya sebagai ketua umum (Partai Golkar)," ujar Gungun ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 23 November 2013.
Menurut Gungun, elektabilitas lelaki yang kerap disapa Ical itu mandek akibat stigma negatif yang melekat padanya, terutama masalah lumpur Lapindo yang hingga sekarang belum tuntas. "Langkah Ical memang berat karena public awareness masih berstigma negatif. Ini bukan soal citra tapi reputasi," kata Gungun menambahkan.
Baca Juga:
Jika Ical tetap ngotot untuk maju menjadi RI-1, menurut Gungun, maka partai dan tim suksesnya harus bekerja ekstra keras. Misalnya saja untuk mempublikasikan citra dirinya, roadshow ke media massa, kunjungan ke daerah. "Harus all out, walau tidak jaminan akan mengatrol elektabilitasnya," ujar dia.
CEO Lembaga Klimitologi Politik Usman Rachman, mengatakan berdasarkan hasi survei yang digelar LKP, elektabilitas Ical hanya ada di angka 9,2 persen. "Sulit menembus angka dua digit," ujar Usman.
Hal ini berbanding terbalik dengan tokoh baru Joko Widodo yang elektabilitasnya terus naik melampaui angka 30 persen. Apabila terus mengusung Ical, bukan tidak mungkin hasil Pemilu 2004 akan terulang, dimana Partai Golkar memenangi pemilu, namun dalam pemilihan presiden kalah telak.
TIKA PRIMANDARI
Baca juga:
Ini Situasi Terakhir Australia Versi Dubes Nadjib
Lailly Mengaku Pernah Ingin Berhenti sebagai PNS
Teka Teki Boediono dalam Kasus Century
ARB Dianggap Sia-sia Beriklan di Televisi
Foto Ibas Berkaus Lengan Pendek Ada di Instagram
Lailly Siap Jawab Penugasan Dahlan Iskan
Istri Ketua KPU Sumut Diduga Setor Uang Buat Akil