TEMPO.CO, Perth —Wakil Presiden Boediono, Senin, 11 November 2013, memberikan kuliah umum di Universitas Western Australia (UWA), Perth, untuk memperingati Shann Memorial ke-52 dan 100 tahun Fakultas Ekonomi. Alumni Universitas Western tahun 1967 ini memberikan kuliah berjudul “Tantangan Pengambilan Kebijakan di Negara Demokrasi Muda: Pengalaman Indonesia.”
Acara tersebut dihadiri Dekan Sekolah Bisnis Universitas Western, Profesor Phil Dolan, Ketua Wali Amanat UWA Dr. Michael Chaney dan sekitar 150 undangan UWA Business School dari kalangan pejabat pemerintah, pebisnis, akademikus dan para petinggi UWA. Sebelumnya, acara yang berlangsung pada Senin itu dibuka dengan jamuan makan siang.
Pada bagian awal pidatonya, Boediono merasa tersanjung mendapatkan kesempatan untuk mengisi kuliah Shann Memorial yang diabadikan dari nama Profesor Edward Shann. Shann adalah pendiri Fakultas Sejarah dan Ekonomi di UWA yang kemudian menjadi profesor inaugural ilmu ekonomi di negara bagian Australia Barat ini.
Menurut Wapres, Profesor Shann adalah orang yang sangat percaya pada sisi alokasi yang efisien berdasarkan mekanisme pasar. Ia pun sangat tertarik pada ilmu tentang kebijakan dan selalu memberikan konteks sejarah pada pembangunan ekonomi. “Sepanjang kariernya, Profesor Shann memberikan pelajaran penting bagi silang sengkarut hubungan ekonomi rasional dan politik, tema yang terus terjadi hingga saat ini,” kata Wapres.
Dengan pengalamannya yang luas di pemerintahan dan Bank Indonesia selama 30 tahun, Wapres mengungkapkan berbagai persoalan tentang pengalaman pengambilan kebijakan di Indonesia. Boediono membandingkan era Orde Baru yang otoriter dengan Era Reformasi yang demokratis. Tak lupa, Boediono merujuk pengalaman Indonesia menjalankan demokrasi liberal pada 1950-an. “Indonesia saat ini tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu,” kata Boediono dalam pidatonya.
Selanjutnya: Negosiasi dengan partai politik