TEMPO.CO, Purwokerto - Ketua DPR RI Marzuki Alie meminta pemerintah memprotes keras dugaan aksi penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia. Penyadapan dinilai tidak etis.
"Sebagai negara sahabat tentu tidak etis dan melanggar rasa saling percaya," kata Marzuki seusai memberikan materi dalam acara seminar nasional ekonomi di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat, 1 November 2013.
Ia mengaku akan mengklarifikasi ke Menteri Luar Negeri untuk menjelaskan masalah tersebut. Menurut dia, persoalan penyadapan ini harus diusut secara serius. "Apakah dilakukan secara sistemik oleh pemerintah atau ada badan tertentu yang melakukannya," kata dia.
Komisi I, kata dia, akan meminta klarifikasi kepada Kementerian Luar Negeri mengenai masalah tersebut. "Ujung tombaknya ada di Kementerian Luar Negeri untuk menyelesaikan kasus ini," katanya.
Dalam sepekan terakhir ini, Indonesia dihebohkan dengan bocornya aksi penyadapan yang dilakukan oleh Amerika dan Australia. Agen mata-mata elektronik Australia, Defence Signals Directorate (DSD), mencegat komunikasi militer dan Angkatan Laut Indonesia melalui stasiun pendengaran rahasia yang berada di daerah terpencil di Kepulauan Cocos. Adapun Amerika melakukan penyadapan yang dilakukan melalui kantor kedutaan besar yang tersebar di 90 negara, termasuk Indonesia.
Menurut media Australia, Sydney Morning Herald, edisi 1 November 2013, stasiun pemantauan ini tidak pernah diakui secara terbuka oleh pemerintah Australia atau dilaporkan di media, meskipun beroperasi selama lebih dari dua dekade.
Lebih terkenal sebagai Shoal Bay Receiving Station dekat Darwin, fasilitas di Pulau Cocos dilaporkan sebelumnya merupakan bagian penting dari upaya pengumpulan sinyal intelijen Australia yang menargetkan Indonesia. Fasilitas ini meliputi radio pemantauan dan peralatan pencari arah serta stasiun satelit bumi.
ARIS ANDRIANTO
Berita Lain:
Adiguna Sutowo Pernah Menembak Kepala Penagih Bill
KSAU: Udara Natuna Kini Milik Singapura
Punya Rp 60 M, Pejabat Ini Hanya Mengaku Rp 1,2 M
Sejarah Kelam Adiguna di Malam Tahun Baru 2005
Begini Cara Gubernur Jateng Hadapi FPI