TEMPO.CO, Jakarta - Kediaman Oey Hay Djoen, anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang juga menjadi wakil rakyat dari Partai Komunis Indonesia, dihibahkan untuk dijadikan markas Lekra. Dulu, alamatnya di Jalan Cidurian 19, bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Berdasarkan penuturan Jane Luyke, istri mendiang Oey Hay Djoen kepada Tempo, rumahnya yang dijadikan sekretariat pusat Lekra dibelinya dari kocek pribadi. Persis setahun setelah Mado, putri keduanya, lahir pada Februari 1956.
Tak lama setelah pindah dari Semarang ke Jakarta, suatu malam suaminya meminta izin menjadikan rumah mereka sebagai markas Lekra. Sebelumnya, para seniman kerap berkumpul di rumah novelis M.S. Azhar di Jalan Dr Wahidin Nomor 10, Jakarta. “Tanpa banyak alasan, saya mengiyakan.”
Semenjak itu, rumah Oey Hay Djoen langsung gegap-gempita. Setiap hari tak pernah sepi. Tetamu mengalir datang untuk beraktivitas. Hidangan pun terus disajikan. “Tak pernah kami bedakan mana yang untuk tamu dan tuan rumah, meski keuangan kami kewalahan lantaran harus berbagi anggaran,” ujar Jane.
Setelah merasa kewalahan, Jane akhirnya meminta pada suaminya untuk membuatkan ruangan khusus bagi kantor Lekra di halaman belakang rumah. Akhirnya berbekal kayu-kayu bekas peti kemas dari Kedutaan Besar Polandia, Oe Hay Djoen mendirikan sebuah bedeng yang disebutnya sebagai sanggar. Sejak saat itu, Lekra bermarkas di sana.
(Baca Selengkapnya pada Edisi Khusus Lekra Majalah Tempo Edisi 30 September 2013)
TIM TEMPO
Topik terhangat:
Edsus Lekra | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah | Info Haji
Berita lainnya:
Megawati: Mbok Jangan Terlalu Tegang Dik Jokowi
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan
Mega: Gaji Pak Jokowi dan Ganjar Berapa?
Pesawat Buatan Habibie Diluncurkan 2016
Megawati Isengi Sultan Yogya dengan Gigi Palsu