TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Kesenian Rakyat atau Lekra memanfaatkan kesenian sebagai sarana perjuangan dan propaganda. Lekra masuk dan mengubah seni tradisi menjadi seni yang progresif revolusioner, salah satunya adalah seni ketoprak. Seperti yang terjadi pada ketoprak Kridomardi, yang ada di bawah Lekra Yogyakarta.
Kala itu Kridomardi kerap mengubah pakem dan lakon ketoprak. Seperti lakon Suminten Edan. Semestinya lakon itu berkisah tentang Suminten, putri seorang warok Ponorogo yang gila gara-gara gagal menikah dengan Subroto, anak Adipati Trenggalek yang memilih menikahi Wartiyah--yang juga putri seorang warok. Di akhir kisah, Suminten berhasil sembuh dan selanjutnya dipoligami oleh Subroto.
Namun, Kridomardi mementaskan Suminten Edan dengan cara yang berbeda. Gilanya Suminten justru membuat para warok Ponorogo bersatu dan menyerang Subroto yang dianggap mengadu domba warok. "Karena PKI antipoligami, sehingga ceritanya diubah," ujar seniman ketoprak Bondan Nusantara, 61 tahun. Bondan adalah anak Khadariyah yang merupakan anggota Kridomardi.
Begitu pula lakon Bandung Bondowoso yang semestinya berkisah tentang kesatria yang membangun seribu candi dalam waktu satu malam dengan bantuan jin. Kridomardi mengubahnya menjadi kisah pembangunan candi dengan cara kerja paksa. Hal itu yang menyebabkan petani, buruh, dan masyakat kelas bawah gandrung dengan ketoprak Lekra. (Baca selengkapnya di Majalah Tempo edisi 30 September 2013)
TIM TEMPO
Topik Terhangat
Edsus Lekra |Mobil Murah | Senjata Penembak Polisi | Guyuran Harta Labora | Info Haji
Berita Terpopuler
Miss World 2013, Megan Young Asal Filipina
Megawati: Mbok Jangan Terlalu Tegang Dik Jokowi
PDIP Tak Tertarik Manuver Amien Rais Soal Jokowi
Mega: Gaji Pak Jokowi dan Ganjar Berapa?
Vania Larissa Masuk Tujuh Besar Miss World 2013