Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masihkan Cirebon Disebut Kota Udang?

image-gnews
Warga menikmati makanan khas kota Cirebon Nasi Jamblang di warung Yayu Tuti kawasan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (8/3). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Warga menikmati makanan khas kota Cirebon Nasi Jamblang di warung Yayu Tuti kawasan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (8/3). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Cirebon--Udang sudah dikenal sebagai ikonnya Cirebon. Bahkan udang pun dijadikan logo Pemerintahan Kota Cirebon. Sedikitnya terpampang 6 buah udang besar berwarna emas di gedung depan Balaikota Cirebon. Keberadaan udang-udang tersebut bukanlah tanpa alasan. Menurut aktivis komunitas Pusaka Cirebon "Kendi Pertula" Mitra Budaya LVRI Kota Cirebon, Mustakim Asteja, mengisahkan jika sejak dahulu Cirebon memang sudah dikenal sebagai kota udang. "Di peraiaran Cirebon udang dengan mudah bisa ditemukan," katanya. Tinggal serok saja, udang pun bisa didapatkan.

Ini dikarenakan Cirebon yang terletak di daerah pesisir memiliki perairan yang cukup bagus."Saat itu perairan Cirebon masih sangat alami. Belum terkontaminasi oleh limbah apa pun," katanya. Bahkan tidak hanya di laut, udang pun bisa ditemukan dengan mudah di sejumlah sungai yang melintasi Kota Cirebon. Seperti diketahui sedikitnya ada 6 sungai yang melintas di Kota Cirebon.

Bahkan sebelum berdirinya kesultanan Cirebon sudah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Pakungwati. Rajanya pun bergelar Pakungwati. Pakungwati berasal dari kata Pakung yang dalam bahasa Cirebon berarti udang.

Pengukuhan Cirebon sebagai Kota Udang kembali dilakukan di zaman penjajahan Belanda. Saat membangun gedung pemerintahan yang sebelumnya disebut dengan gedung kura-kura (karena bentuknya dari atas seperti kura-kura) di bagian depan,tepatnya di atas gedung pun turut dibuatkan patung udang yang menempel di atap gedung. "Ini menandakan Belanda saat itu sudah mengakui Cirebon sebagai kota penghasil udang," katanya.

Namun alam kemudian berubah. Yang semula ramah dengan menghadirkan udang dimana-mana kini perairan Cirebon minim dengan udang. "Mulai berubah sejak tahun 1980-an. Udang perlahan-lahan hilang dari perairan Cirebon," kata Mustakim. Penyebabnya karena limbah rumah tangga dan limbah pabrik yang dibuang ke sungai dan mengalir jauh ke laut. Sehingga udang pun enggan untuk berkembang biak dengan pesat di perairan Cirebon.

Kini pencemaran di perairan Cirebon pun semakin parah. Ini bisa dilihat dengan semakin merosotnya produktivitas budidaya udang di perairan Cirebon, khususnya di Kabupaten Cirebon. Penyebabnya karena pencemaran laut dan tingginya tingkat keasaman di tambak akibat tingginya penggunaan insektisida oleh petambak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti diungkapkan Ridwan, seorang petambak asal Desa Ambulu Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. "pada 1990 an Losari dikenal sebagai sentra budidaya udang di Kabupaten Cirebon," katanya. namun kini produksi udang terus merosot.

Di lahan tambak seluas 7 ribu hingga 10 ribu m2 biasanya petambak bisa menghasilkan udang hingga 4 ton. Namun saat ini mereka hanya mampu memproduksi udang maksimal 2 kwintal setiap kali panen. Karenanya, lanjut Ridwan, dibutuhkan terobosan agar Cirebon bisa dikenal lagi sebagai penghasil udang.

IVANSYAH

Terhangat:
Konser Metallica | Suap SKK Migas | Sisca Yofie

Baca juga:
Pawai Budaya Multikultur di Padang

Jember Fashion Carnaval Disukai Turis Asing

3 Tablet yang 'Pas' Dibawa Berwisata

5 Hal Konyol Penyebab Pesawat Terlambat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Startup FisTx Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang dengan Konsep Akuarium

6 Februari 2022

FisTx, startup teknologi tambak udang dan ikan, memperkenalkan teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) yang dikembangkan dan siap digunakan para petambak budi daya udang. (FisTx)
Startup FisTx Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang dengan Konsep Akuarium

Ada empat tantangan dalam budi daya tambak udang, yakni manajemen tambak, operasional, konstruksi tambak, dan alam.


Edhy Prabowo Bakal Kurangi Tambak Udang, Perbanyak Produksi

23 Juni 2020

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) didampingi Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (kanan) dan Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Nilanto Perbowo (kiri) memaparkan kronologis penangkapan kapal pencuri ikan berbendera Vietnam saat jumpa pers di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis , 9 Januari 2020. ANTARA
Edhy Prabowo Bakal Kurangi Tambak Udang, Perbanyak Produksi

Menteri KKP Edhy Prabowo akan mengurangi tambak udang.


Edhy Prabowo Minta Pengusaha Bina Petambak Tradisional

9 November 2019

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tiba di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat. Ia secara mendadak dipanggil oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Selasa sore, 29 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Edhy Prabowo Minta Pengusaha Bina Petambak Tradisional

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menggelar audiensi Shrimp Club Indonesia, Petambak Muda dan Pengusaha Pengolah Hasil Perikanan Indonesia


Tangan Jokowi Kepatil Saat Hadiri Panen Udang di Muara Gembong

30 Januari 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri Panen Raya Tambak Udang di Tambak Perhutanan Sosial, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 30 Januari 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Tangan Jokowi Kepatil Saat Hadiri Panen Udang di Muara Gembong

Presiden Jokowi menghadiri Panen Raya Tambak Udang di Tambak Perhutanan Sosial, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.


Koyo Sebabkan Ikan Mabuk di Danau Ranu Kaki Gunung Lemongan

11 Juli 2017

Danau Ranu Klakah. TEMPO/DAVID PRIYASIDHARTA
Koyo Sebabkan Ikan Mabuk di Danau Ranu Kaki Gunung Lemongan

Fenomena ribuan ikan mati ini begitu menghantui para pemilik keramba ikan di danau tersebut.


Panen Tambak di Mesuji, Pertamina Pasok 5000 Elpiji Melon Perhari

22 April 2017

Ilustrasi tabung gas elpiji ukuran 12 dan 3 Kg. TEMPO/Hariandi Hafid
Panen Tambak di Mesuji, Pertamina Pasok 5000 Elpiji Melon Perhari

Naiknya konsumsi tabung gas LPG 3 kilogram di Mesuji, menurut Pertamina, salah satunya saat ini sedang berlangsung musim panen tambak didaerah itu.


Manfaatkan Pinggiran Sungai, Yogyakarta Genjot Produksi Ikan

13 April 2017

Pedagang menunggu pembeli di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta, 12 Juni 2016. Sejumlah pedagang menyatakan harga ikan laut naik karena dipicu kurangnya pasokan ikan dari nelayan yang belum melaut karena gelombang tinggi. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Manfaatkan Pinggiran Sungai, Yogyakarta Genjot Produksi Ikan

Saat ini, setiap hari masih ada kekurangan kebutuhan mencapai
1,5 ton ikan segar untuk masyarakat.


Permintaan Ikan Tinggi Bikin Peternak Daerah Ini Kerepotan

16 Februari 2017

Ilustrasi ikan-ikanan. Pixabay.com
Permintaan Ikan Tinggi Bikin Peternak Daerah Ini Kerepotan

Pemerintah Kota Pontianak kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumsi ikan lele, nila dan emas di pasar ritel.


Indonesia Berpeluang Kembangkan Industri Akuakultur

29 Agustus 2016

Petambak udang. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Indonesia Berpeluang Kembangkan Industri Akuakultur

Akuakultur merupakan sektor produksi pangan yang tumbuh paling cepat secara global.


Banjir Air Laut Mengganas, Petani Tambak Merugi  

28 Juni 2016

Banjir rob di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Rabu, 8 Juni 2016. Foto/David Priyasidharta
Banjir Air Laut Mengganas, Petani Tambak Merugi  

Banjir rob bahkan membuat tambak-tambak warga hilang. Tambak yang semula ditanggul warga jebol sehingga seperti menyatu dengan laut.