TEMPO.CO , KUPANG: - Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) memanfaatkan momentum "Sail Komodo" untuk mengkampanyekan perjuangan rakyat Timor Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) atas petaka pencemaran Laut Timor kepada ratusan wisatawan manca negara.
Mereka menyebarkan brosur kepada para wisatawan mancanegara tersebut yang diberi judul "Lembaran fakta, apakah petaka tumpahan minyak Montara di Laut Timor ditutupi atau tidak".
Isi dari brosur tersebut memuat tentang kebohongan perusahaan pencemar Laut Timor PTTEP Australasia disertai foto tentang penyemprotan bahan kimia beracun dispersant oleh AMSA untuk tenggelamkan tumpahan minyak mentah dari permukaan air laut ke dasar laut.
Brosus YPTB menyebutkan bahwa rakyat Timor Barat dan Nusa Tenggara Timur mencari bantuan dari masyarakat dunia untuk mendukung dan memberikan tekanan pada Pemerintah Australia, Thailand dan Indonesia dan perusahaan pencemar Laut Timor PTTEP AA untuk menyelesaikan pencemaran di Laut Timor yang mulai terlupakan.
Ketua YPTB, Ferdi Tanoni mengatakan tumpahan minyak Montara 2009 di Laut Timor yang ditutupi secara transparan, independen dan kredibel. Padahal, tumpahan minyak Montara yang mencemari Laurt Timor menurut para ahli lebih besar dari petaka tumpahan minyak di Teluk Mexico. "Sudah empat tahun Petakan tumpahan minyak Montara ini ditutupi," katanya.
Pencemaran itu menyebabkan puluhan ribu warga Timor Barat kehilangan mata pencaharian. Karena itu, Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) sebagai satu-satunya otoritas dengan dukungan lebih dari 95 persen masyarakat nelayan, tokoh adat dan pemerintah NTT telah mengajukan pengaduan dan dan mengajukan gugatan di Pengadilan Australia. YOHANES SEO
JOHN_SEO