TEMPO.CO, Jakarta - Jalan para pengungsi Syiah Sampang untuk pulang ke kampung halamannya masih tersendat. Pemerintah masih memberi syarat jika para pengungsi ini kembali ke tanah kelahirannya di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Sampang.
Pemerintah akan memulangkan pengungsi Syiah itu jika mereka tobat. Sikap ini senada dengan permintaan ulama-ulama Madura yang ditemui Menteri Agama Suryadharma Ali.
"Para kiai menerima kalau mereka pulang, supaya pulangnya mulus harus ada persamaan persepsi," kata Suryadharma di bandara Djuanda, Kamis, 25 Juli 2013.
Persamaan persepsi yang dimaksud Suryadharma menyangkut keyakinan yang dianut pengungsi Syiah Sampang. Dia mengatakan Syiah Sampang punya cara pandang berbeda memandang Islam.
Suryadharma juga enggan menggunakan kata tobat dalam kasus pengungsian Syiah. Ia memilih menggunakan kata mencerahkan. Ada dua cara yang ditawarkan pemerintah untuk memulangkan pengungsi Syiah.
"Mereka kembali dulu ke Sampang baru dicerahkan, atau dicerahkan dulu baru pulang," katanya.
Pemulangan, kata dia, tak mesti sekali jalan. Bisa dilakukan bertahap. "Misalnya yang sudah dicerahkan ada dua keluarga, mereka bisa pulang dulu. Yang lain menyusul," katanya.
Suryadharma menggelar pertemuan tertutup dengan pengungsi Syiah asal Sampang, Madura. Pertemuan diadakan di ruang VVIP bandara Djuanda, Surabaya dihadiri oleh belasan perwakilan pengungsi, Ulama-ulama Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra), Gubernur Soekarwo, dan Ketua Tim Rekonsiliasi Abd A'la.
Ulama Bassra adalah kelompok ulama yang menentang pemulangan kelompok Syiah Sampang. Mereka bisa menerima pemulangan hanya jika Syiah menandatangan janji pertobatan.
Juru Bicara Pengungsi Syiah Iklil al Milal menolak permintaan tobat yang ditawarkan menteri. "Ini pemaksaan kehendak," katanya. Dia membantah Syiah yang dianutnya sesat."Quran yang saya baca bahkan Quran dari kementerian agama, yang ditandatangani pak Suryadharma," katanya.
ANANDA BADUDU
Berita Terpopuler:
FPI Hina Presiden SBY? Ini Kata Kapolri
Joko Anwar Berkicau tentang FPI
Jenderal Penangkap Nazaruddin Juga Calon Kapolri
Kompolnas: Tak Ada Calon Kapolri yang Bersih
Chelsea Terancam Batal Tampil di GBK