TEMPO.CO, Lamongan - Kepolisian Resor Lamongan masih menunggu hasil tes Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), untuk memastikan keberadaan Zainul Arifin. Polisi Lamongan mendatangi seorang keluarga nelayan asal Desa Blimbing Kecamatan Paciran, yang disebut-sebut mirip dengan Zainul Arifin, orang yang diduga pelaku bom bunuh diri di Poso pada 3 Juni 2013.
Kepala Satuan Reserse Kepolisian Resor Tuban, Ajun Komisaris Polisi Hasran mengakui jajaran intelijen dan dibantu reserse jika mendatangi keluarga Zainul Arifin, di Desa Blimbing Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. “Kita belum pastikan itu,” ujarnya pada
Tempo, Ahad malam, 16 Juni 2012.
Tapi, kata Hasran, ia belum bisa memberikan kesimpulan. Justru kesimpulan baru akan disampaikan jika pihak intelijen sudah memberikan hasilnya, yakni tes DNA atas sampel darah yang diambil dari keluarga di Paciran.
Karena itu, kata Hasran, polisi belum bisa menyatakan benar dan tidaknya profil Zainul Arifin. Apakah memang dari Kecamatan Paciran, atau hanya mirip atau juga tidak sama sekali. “Kepastiannya, tentu lewat tes DNA, “ kata polisi asal Makassar tersebut.
Polisi mendatangi keluarga nelayan berlokasi di pesisir pantai utara Jawa, tepatnya di Desa Blimbing, Kecamatan Paciran. Tidak disebutkan, kapan anggota intelijen mendatangi sebuah di perkampungan nelayan di Desa Blimbing. Kabarnya, polisi juga mengambil sampel darah keluarga nelayan tersebut.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan Detasemen Khusus 88 Antiteror belum berhasil mengetahui identitas bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah. Namun pelaku diduga mirip dengan beberapa orang.
"Kalau mirip sih, banyak yang mirip-mirip," kata Boy, Kamis, 6 Juni 2013. Keterangan Boy ini adalah jawaban atas pertanyaan dugaan adanya kemiripan pelaku dengan seorang buruh yang pernah bekerja di Mapolres Poso.
Iklan
Kemarin, Boy mengatakan pelaku bom bunuh diri itu memiliki ciri khusus berupa tahi lalat berambut di dada kiri dan tangan kiri depan serta bekas jahitan pada lengan bawah kiri. Selain itu, pelaku berambut lurus dan berkulit sawo matang. Pria ini diperkirakan berusia 30-40 tahun dengan tinggi sekitar 170 sentimeter.
SUJATMIKO