Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Si Pendiam Terduga Bom Bunuh Diri Poso

image-gnews
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Nama Zainul Arifin, 34 tahun, mendadak terkenal. Terduga bom bunuh diri di Poso, Sulawesi Tengah pada 3 Juni lalu itu kini menjadi perbincangan hangat warga  Gang Gedong, Kecamatan Panciran Kabupaten Lamongan. Rumah orang tuanya yang berjejalan di Gang Gedong alias Gang Pendidikan, Jalan Raya Blimbing, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan ikut kecipratan terkenal.

Di rumahnya yang mungil, Arif, panggilan dari Zainul Arifin, hidup bersama Ibunya, Zumaroh. Ayahnya dikabarkan sudah meninggalkan rumah itu sejak Arif dan lima saudarnya masih kecil-kecil. Selain itu ada juga istrinya bernama Fatimah alias Musdalifah, yang kini hamil tujuh bulan. Setelah peristiwa peledakan bom bunuh diri itu, Fatimah memilih pulang ke rumah orang tuanya di Mojokerto.

Ketika Tempo mendatangi rumah itu pada Selasa, 18 Juni, kemarin, ada empat orang yang sedang bertamu di rumah kecil tersebut. Dua orang yakni Wahyudin dan Aziz Junaidin, adalah kakak kandung Arif. Dua orang lagi, anggota Kepolisian Resor Lamongan. Kemungkinan anggota reserse karena berbaju preman.

Kedua kakaknya membatasi percakapan ketika Tempo bertanya. Wahyudin, kakak tertuanya mengatakan harus kembali berangkat kerja. Sebab, dalam tiga hari ini, tamu terus berdatangan. Ketika ditanya soal foto terduga bom Poso, pria bertubuh kekar ini menyatakan, belum yakin. “Saya belum yakin, itu adik saya. Harus tunggu DNA,” ujarnya.

Arif, di kampungnya dikenal sebagai pemuda pendiam. Sehari-hari bekerja sebagai penjual jamu hebal. Pada malam hari. Ia kerap berdagang asongan wedang kopi di Tempat Pelelangan Ikan di Pelabuhan Brondong, tak jauh dari rumahnya. Kegiatan itu, sudah ditekuni, empat tahun terakhir ini.

Di tempatnya bekerja, Arif juga tak banyak omong. Pendiam, dan tidak masuk kategori aktif bicara. Jika pulang kerja, biasanya langsung masuk rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Hery, tetangganya, Arif, jarang sekali berbaur dengan tetangganya. Sesekali , kata dia, Arif bersantai di depan rumah. “Kadang kalau duduk di rumah saya, sambil main handphone,”  ujarnya.

Pendidikan formal Arif juga minim. Yaitu tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri Paciran pada 1994. Bahkan, selama tiga tahun sekolah, nilai akademiknya juga pas-pasan. Tidak menonjol dan tidak pula jelek. “Biasa saja,” ujar Yoyok Edy Sucahyo, teman satu kelas Arif, semasa di SMPN Paciran.

Selepas lulus SMPN, Arif tidak melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas. Dia memilih ikut membantu kakaknya, yaitu Wahyudin dan Aziz di pelabuhan sekaligus berdagang di Tempat Pelelangan Ikan di Brondong. Arif, juga membantu Ibunya berdagang jamu herbal di rumahnya.

Di luar aktivitas itu, Arif aktif mengaji di sebuah pondok bernama Al Ikhlas di Desa Sedayu Lawas, Kecamatan Brondong, Lamongan. Guru ngajinya bernama Ustad Dipo. Kabarnya dari mengaji di tempat itulah, Arif dikenalkan santriwati bernama Siti Fatimah alias Musdalifah. Mereka akhirnya menjadi suami istri sekitar satu tahun lalu.

SUJATMIKO  

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Lamongan Tunggu Hasil DNA Keluarga Nelayan

16 Juni 2013

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno (tengah) bersama Kepala Bidang Dokkes, AKBP dr. Sucipto (kanan) dan Ketua Tim Identifikasi Mabes Polri, Kompol A. Fauzy menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki
Polisi Lamongan Tunggu Hasil DNA Keluarga Nelayan

Polisi belum memastikan sampel DNA keluarga Zainul Arifin
identik dengan pelaku bom bunuh diri di Poso, 3 Juni 2013.


Labuan Ragukan Warganya Pelaku Bom Poso

14 Juni 2013

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki
Labuan Ragukan Warganya Pelaku Bom Poso

"Kalau inisial W, warga Desa Labuan memang ada tapi bukan dia."


Polisi Temukan Puluhan Bom Rakitan di Poso

13 Juni 2013

elaphgulf.com
Polisi Temukan Puluhan Bom Rakitan di Poso

Bukti bahwa keberadaan dan aktivitas kelompok jaringan teroris masih ada.


Warga Poso Tutup Seluruh Akses Jalan

10 Juni 2013

Sejumlah Mahasiswa UI menggelar aksi membakar baliho Hatta Rajasa saat penertiban kios di sekitar Stasiun UI, Depok (29/05).  Tempo/Dian Triyuli Handoko
Warga Poso Tutup Seluruh Akses Jalan

Aksi dilakukan untuk memprotes penembakan seorang warga Poso oleh polisi.


Polisi Temukan Benda Diduga Bom di Poso

10 Juni 2013

Sejumlah aparat kepolisian memeriksa puing-puing usai meledaknya bom bunuh diri yang dibawa oleh seorang tak dikenal dengan menggunakan sepeda motor di depan kantor Markas Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah, (3/6). Tempo/Amar Burase
Polisi Temukan Benda Diduga Bom di Poso

Benda diduga bom ditemukan di kandang ayam.


Seratusan Polisi Dikerahkan ke Poso Pesisir

10 Juni 2013

Personel kepolisian yang akan diberangkatkan ke wilayah Poso Pesisir. TEMPO/Amar Burase
Seratusan Polisi Dikerahkan ke Poso Pesisir

Target operasi polisi di Desa Kalora dan Desa Tambarana yang terletak di wilayah Poso Pesisir Utara.


Identitas Pemilik Motor Bom Bunuh Diri Diketahui

8 Juni 2013

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno (tengah) bersama Kepala Bidang Dokkes, AKBP dr. Sucipto (kanan) dan Ketua Tim Identifikasi Mabes Polri, Kompol A. Fauzy menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki
Identitas Pemilik Motor Bom Bunuh Diri Diketahui

Polisi tak mau mengungkap identitas pemilik motor tersebut. Adapun identitas pelaku bom bunuh diri hingga saat ini masih gelap.


Ini Kesaksian Detik-detik Bom Bunuh Diri Poso

5 Juni 2013

Sejumlah aparat kepolisian memeriksa puing-puing usai meledaknya bom bunuh diri yang dibawa oleh seorang tak dikenal dengan menggunakan sepeda motor di depan kantor Markas Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah, (3/6). Tempo/Amar Burase
Ini Kesaksian Detik-detik Bom Bunuh Diri Poso

Pria bermotor itu menerobos masuk penjagaan markas polisi Poso.


Pelaku Bom Poso Punya Dua Tahi Lalat Berambut

4 Juni 2013

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno (tengah) bersama Kepala Bidang Dokkes, AKBP dr. Sucipto (kanan) dan Ketua Tim Identifikasi Mabes Polri, Kompol A. Fauzy menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki
Pelaku Bom Poso Punya Dua Tahi Lalat Berambut

Pelaku bom Poso masih belum berhasil diidentifikasi. Ciri-cirinya memiliki tahi lalat berambut di dada kiri dan tangan kiri depan.


Pengebom Polres Poso Menaruh Bom di Sela Paha

3 Juni 2013

www.123rf.com
Pengebom Polres Poso Menaruh Bom di Sela Paha

Identitas pelaku diharapkan bisa segera diketahui karena bagian
wajahnya tidak terlalu rusak meski tubuhnya hancur.