Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gus Dur dan Keluarga Tepati Janji untuk Golput

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memenuhi janjinya untuk tidak menggunakan hak pilih pada pemilihan presiden putaran kedua kali ini. Pada hari pemungutan suara 20 September ini, Gus Dur bukannya mengunjungi Tempat Pemungutan Suara (TPS), ia malah pergi meninggalkan kediamannya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan ke kantor PBNU di kawasan Kramat Jakarta Pusat.Gus Dur sendiri telah terdaftar sebagai pemilih di TPS 54, kelurahan Ciganjur, kecamatan Jagakarsa. Ia terdaftar sebagai pemilih dengan nomor urut 155. Tidak hanya Gus Dur, langkah golput ini juga diikuti istrinya, Shinta Nuriyah dan dua orang putrinya, Inayah Wulandari Rahma dan Zannuba Arifah Chapsoh atau biasa dipanggil Yenny. Mereka terdaftar sebagai pemilih dengan nomor urut 156,157 dan 158 di TPS tersebut.Gus Dur meninggalkan rumahnya sejak pukul 09.00 WIB. Sebelum pergi dari rumahnya, ia sempat menerima wartawan di ruang tamu rumahnya itu. Ia menegaskan kembali ia tidak akan menggunakan hak pilihnya. Bahkan Gus Dur memprediksi jumlah rakyat yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput akan meningkat ketimbang Pemilu presiden putaran pertama lalu. "Jumlahnya bisa sampai 60 persen," kata Gus Dur. Tidak lama seusai menemui wartawan, Gus Dur yang saat menemui wartawan mengenakan kaos ini kemudian berganti pakaian, dan dengan didampingi sejumlah ajudannya langsung menaiki mobil Land Cruiser B 1926 AW warna hitam miliknya untuk pergi ke kantor PBNU di kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat.Para wartawan yang meliput di TPS 54 yang terletak di pondok pesantren Yayasan Wahid Hasyim, yang berada di depan rumah Gus Dur awalnya sempat mengira istri dan putri Gus Dur akan menggunakan hak pilih, namun menjelang habisnya waktu pencoblosan pukul 13.00 WIB, tak satupun anggota keluarga Gus Dur yang mendatangi TPS yang hanya berjarak sekitar 30 meter dari rumahnya itu.Lima menit menjelang waktu pencoblosan habis, putri Gus Dur, Yenny, tampak keluar dari rumahnya. Namun, Yenny bukan untuk pergi ke TPS. Yenny yang pergi menaiki kendaraan Honda CR-V dengan diantar seorang pengemudi ini menyempatkan diri menemui wartawan yang telah menunggunya. "Kami sekeluarga golput," kata Yenny yang mengenakan pakaian putih-putih ini sambil menunjukkan seluruh jari-jari tangannya yang tidak terkena tinta pemilih. Adapun alasan untuk golput ini adalah untuk memprotes kesewenang-wenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menghalangi hak politik seorang warga bangsa. Yenny mengatakan, memang ia sendiri ditugaskan oleh ayahnya dan secara pribadi ia mendukung dan bersimpati kepada calon presiden dari Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ditanya kenapa tidak memberikan suaranya untuk SBY, menurut Yenny, hal ini memang pilihan yang sulit. 揟api pilihan ini yang saya ambil karena KPU tidak boleh dibiarkan sewenang-wenang seperti itu, mendiskriminasi hak seseorang untuk memilih dan dipilih, itu kan hak politik yang paling mendasar kok bisa diambil begitu saja tanpa ada proses,?kata Yenny. Menurut Yenny, hak politiknya untuk golput ini dihargai oleh Susilo Bambang Yudhoyono. "Lagipula saya keliling berkampanye untuk beliau (SBY). Suara saya kan cuma satu, tapi suara yang saya hasilkan untuk beliau malah bisa ratusan ribu bahkan jutaan, jadi saya rasa perbandingannya lebih bagus itu kan," katanya.Yenny mengaku akan pergi ke sejumlah tempat untuk memantau hasil penghitungan suara sementara. Setelah itu, dia menuju ke kediaman SBY di Cikeas untuk memberikan selamat kepada SBY. "Karena data awal beliau (SBY) sudah menang dan beliau layak menang," kata Yenny. Tidak hanya Gus Dur dan keluarganya yang golput, sejumlah orang yang bekerja di rumah mantan presiden itu juga melakukan langkah serupa. Mereka yang tidak menggunakan hak pilih nampak mengenakan kaos putih bergambar Gus Dur dan bertuliskan "Ikut Gus Dur, Ya...Golput!".Mereka yang golput ini tampak melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa di rumah Gus Dur. Salah satunya adalah Gufron, yang bekerja sebagai salah seorang penjaga di rumah Gus Dur. Pria asal Tegal ini mengaku tidak ikut mencoblos lantaran pilihannya, Wiranto, tidak lolos ke putaran kedua."Dari dua pasang ini, nggak ada yang pas buat saya," ujar Gufron mengomentari dua pasang capres-cawapres, Mega-Hasyim dan SBY-Kalla yang maju ke putaran kedua. Gufron sendiri mengaku terdaftar sebagai pemilih di kampung halamannya di Tegal. Dimas - Tempo
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Putri Gus Dur Sebut Kadernya Ingin Pemimpin Jakarta dari Tokoh Betawi

3 hari lalu

Calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno saat menemui istri Alm. Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah di Jakarta. TEMPO/Andi Adam Faturahman
Putri Gus Dur Sebut Kadernya Ingin Pemimpin Jakarta dari Tokoh Betawi

Putri Gus Dur, Yenny Wahid mendukung Pramono Anung-Rano Karno. Salah satu alasannya karena Rano adalah tokoh Betawi.


Lantang Suarakan Golput Pilkada, Ini Alasan Jaringan Rakyat Miskin Kota Jakarta

43 hari lalu

Puluhan massa yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) melakukan aksi demo di  kantor KPU Provinsi DKI Jakarta, Senin 23 September 2024. Menyadari bahwa Pilkada Jakarta 2024 telah mencederai prinsip demokrasi dan mengabaikan aspirasi rakyat kecil JRMK Jakarta  menyatakan golput sebagai sikap politik. TEMPO/Subekti.
Lantang Suarakan Golput Pilkada, Ini Alasan Jaringan Rakyat Miskin Kota Jakarta

Jaringan Rakyat Miskin Kota bersikap golput di pilgub Jakarta 2024.


Warga Kampung Bayam Akan Golput dalam Pilkada Jakarta 2024

43 hari lalu

Warga Kampung Bayam berkumpul untuk evaluasi hasil mediasi dari komnas HAM di Hunian Sementara (Huntara) Kampung Bayam, Jakarta Utara, Senin, 3 Juni 2024. Masyarakat mengapresiasi kepada Komnas HAM yang telah memfasilitasi mediasi ini sehingga membuahkan hasil dari ketiga belah pihak (Pemprov DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo, dan Warga Kampung Bayam). TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Warga Kampung Bayam Akan Golput dalam Pilkada Jakarta 2024

Warga Kampung Bayam menyatakan akan Golput dalam Pilkada Jakarta 2024. Mereka skeptis dengan pemerintah.


Respons KPU dan Bawaslu soal Gerakan Coblos Semua Paslon di Pilkada Jakarta

52 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menandatangani surat suara pada pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu 2024 di TPS 002, Desa Mesjid, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis 2 Februari 2024. Lembaga penyelenggara Pemilu Provinsi Aceh telah menetapkan 18 TPS di sembilan kabupaten/kota untuk melaksanakan PSU karena ditemukan pelanggaran pada pemungutan suara 14 Februari lalu. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Respons KPU dan Bawaslu soal Gerakan Coblos Semua Paslon di Pilkada Jakarta

Gerakan coblos semua paslon di Pilkada Jakarta mendapatkan respons dari KPU dan Bawaslu. Apa respons mereka?


KPU Jakarta: Gerakan Coblos Semua Tak Bermakna

52 hari lalu

Ilustrasi kenapa orang pilih golput. Foto: Canva
KPU Jakarta: Gerakan Coblos Semua Tak Bermakna

KPU Jakarta menilai gerakan golput tak bermakna dalam proses pemilu, justru membawa kemudahan bagi paslon untuk menang.


Viral Anak Abah Tusuk 3 Paslon, KPU DKI Jakarta Ajak Masyarakat Tak Golput

53 hari lalu

Kepala Divisi Teknis KPU DKI Jakarta Dody Wijaya di kantor KPU DKI Jakarta, Salemba, Jakarta Pusat pada Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Viral Anak Abah Tusuk 3 Paslon, KPU DKI Jakarta Ajak Masyarakat Tak Golput

KPU DKI Jakarta akan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat setelah viral anak abah tusuk 3 paslon.


Antisipasi Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon, Bawaslu Akan Lakukan Sosialisasi

53 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Antisipasi Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon, Bawaslu Akan Lakukan Sosialisasi

Bawaslu akan lakukan sosialiasi untuk mengantisipasi gerakan anak abah tusuk 3 paslon


Mirip Golput, Apakah Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta Bisa Dipidana?

54 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Mirip Golput, Apakah Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta Bisa Dipidana?

Gerakan anak abah tusuk 3 paslon merupakan ajakan agar para pemilih di Pilkada Jakarta mencoblos tiga kotak suara sekaligus.


Gerakan Tusuk 3 Paslon: Anies Sebut Hak Konstitusi, Relawan Prabowo-Gibran Bilang Rusak Demokrasi

55 hari lalu

Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan pada acara seremonial dan penyerahan trofi World Habitat Award 2024 kolaborasi multipihak untuk perubahan kebijakan perumahan Jakarta di Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, pada Ahad, 25 Agustus 2024. TEMPO/ Mochamad Firly Fajrian
Gerakan Tusuk 3 Paslon: Anies Sebut Hak Konstitusi, Relawan Prabowo-Gibran Bilang Rusak Demokrasi

Koordinator Nasional Prabowo-Gibran Digital Team mengatakan, Gerakan Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta berpotensi merusak demokrasi. Apa alasannya?


Ramai Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon, Begini Tanggapan Anies Baswedan, Ganjar, hingga JK

56 hari lalu

 Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo saat ngopi bareng. Instagram/@ridwankami
Ramai Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon, Begini Tanggapan Anies Baswedan, Ganjar, hingga JK

Viral di media sosial gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon di Pilkada Jakarta. Bagaimana tanggapan Anies Baswedan, Ganjar, JK, dan Cak Imin?