TEMPO.CO, Jayapura - Seratusan orang memadati ruas jalan utama Abepura Sentani, Kota Jayapura, untuk memperingati hari integrasi Papua ke Indonesia, 50 tahun silam, Rabu, 1 Mei 2013. Aksi ini melibatkan anak kecil dan ibu rumah tangga. "Papua merdeka, itu harga mati," kata Juan, seorang pengunjuk rasa, Rabu siang.
Aksi tersebut sempat memacetkan arus lalu lintas di jalan Abepura. Meskipun hanya diikuti sekumpulan kecil pengunjuk rasa, kepolisian tetap siaga. Massa yang berjalan kaki juga membawa spanduk dan berteriak: "Papua Merdeka!".
Rencananya, seratusan warga ini akan bergabung dengan kelompok massa lain di Ekspo Waena, kemudian bertolak menuju Kampung Harapan, Sentani, pusat peringatan 1 Mei.
"Sebenarnya tidak ada rekomendasi atau surat izin pelaksanaan demo hari ini. Namun, jika ada aksi, sepanjang tidak anarkistis atau mengganggu ketertiban umum, masih dapat kami toleransi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya, Rabu, 1 Mei 2013.
Ia mengatakan, aksi massa yang anarkistis akan ditindak sesuai aturan. "Pengamanan tetap kami lakukan. Tidak ada siaga satu, tapi memang ada peningkatan kewaspadaan. Anggota kita tempatkan di berbagai titik yang dianggap rawan," ujarnya. Kepolisian dengan senjata lengkap berjaga di wilayah Abepura, juga di Sentani.
JERRY OMONA
Topik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry |Caleg
Berita Terpopuler:
Pengedar Sabu itu Ternyata Perwira Berprestasi
VIDEO Susno Duadji: Saya Tak Akan Lari
Jaksa Waspadai Pengawalan Bersenjata Susno
Kolonel ASB Memakai Sabu Sejak 2004
SBY: Harga BBM Naik kalau Ada Dana Kompensasi