TEMPO.CO, Sumenep-Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Sumenep, Mudhar, menganggap kegiatan Presiden PKS Anis Matta melakukan tahlilan dan ziarah ke makam Sunan Kalijaga sebagai hal yang biasa dan bukan sesuatu yang tak lazim. "PKS ini partai politik, bukan mazhab," katanya, Kamis 4 April 2013.
Menurut dia, Kader PKS di daerah tidak hanya dari kalangan keagamaan yang purikatif atau organisasi keagamaan yang ketat terhadap bidah. Banyak kader mereka berlatar belakang Nahdliyin, bahkan dari non-muslim juga ada.
Fakta ini, kata dia, menunjukkan bahwa PKS toleran terhadap perbedaan sesuai jargon partai, bekerja sama dalam hal yang disepakati dan saling memaafkan dalam perbedaan. "Tidak ada fatwa PKS yang mengharamkan tahlilan," ujarnya.
Soal anggapan tahlilan Anis Matta untuk menarik suara warga nahdliyin, Mudhar tidak menampik. "Bisa saja begitu, toh ziarah kubur memang dianjurkan dalam agama Islam," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden PKS Anis Matta ditemani sejumlah pengurus teras melakukan ziarah ke makam Sunan Kalijaga. Tidak hanya berziarah, rombongan Presiden PKS ini juga melafalkan doa-doa tahlil di depan makan Sunan Kalijaga. Aksi ini mendapat tanggapan miring dari sejumlah kalangan.
MUSTHOFA BISRI