TEMPO.CO, Tanjung Benoa - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, ada tiga opsi yang muncul dalam pembahasan agenda pembangunan melanjutkan Millenium Development Goals (MDGs) yang bakal berakhir pada 2015.
Opsi pertama, mempertahankan delapan sasaran MDGs. Kedua, menambahkan sasaran dari delapan yang sudah ada. "Tetapi delapan tujuan yang ada di dalam MDGs ini dibiarkan seperti apa adanya," kata SBY saat meresmikan pembukaan rangkaian Indonesia Millenium Development Goals (MDGs) Awards 2012 di Hotel Conrad, Tanjung Benoa, Bali, Selasa, 26 Maret 2013.
Opsi ketiga, menurut SBY, merombak secara keseluruhan sasaran yang ada dalam MDGs. "Saya secara pribadi tidak setuju dengan opsi ketiga ini," ujar SBY. "Lebih bagus opsi pertama dan kedua."
Lanjutan pembahasan agenda pembangunan pasca-MDGs dilakukan dalam pertemuan High Level Panel of Eminent Persons on Post-2015 (HLPEP) Development Agenda, di Nusa Dua, Bali, 25-27 Maret 2013. Pertemuan ini yang keempat kalinya dari lima pertemuan yang diagendakan.
Hasil pembahasan di Bali bakal diserahkan pada pertemuan panel kelima di New York, Amerika Serikat, Mei mendatang. Panel terdiri atas 27 anggota yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kepala pemerintahan, bos perusahaan, hingga jurnalis. Tiga di antaranya bertindak sebagai co-chairs. Yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf.
Delapan sasaran MDGs adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrem, pemerataan pendidikan dasar, persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, melawan HIV/AIDS, menjamin daya dukung lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
(Baca Topik Terhangat Tempo.co: Serangan Penjara Sleman || Kudeta || Harta dan Wanita Djoko Susilo || Nasib Anas)
PRIHANDOKO