TEMPO.CO, Jakarta - Pengangkatan Muhammad Nazaruddin sebagai Bendahara Umum Demokrat sebenarnya tidak direstui oleh Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Sekretaris Dewan Pembina Demokrat, Marzuki Alie, saat itu SBY melarang Ketua Umum terpilih, Anas Urbaningrum , untuk mengangkat Nazarudin sebagai Bendahara Umum.
"Tapi Anas memaksa. Karena dia yang menang dalam kongres, maka dia punya kewenangan. Dia masukkan (Nazarudin) sebagai Bendahara Umum," kata Marzuki Alie usai acara diskusi konflik antara etnis di Universitas Indonesia, Kamis, 28 Februari 2013.
Menurut Ketua DPR ini, hubungan persahabatan antara Anas Urbaningrum dan Nazarudin sangat akrab. Dia mengakui, dengan kapasitasnya sebagai ketua terpilih itu, Anas memaksa menjadikan teman akrabnya itu sebagai bendahara. "Siapa Nazarudin? Nazarudin itu teman akrab Anas," kata dia.
Marzuki menuturkan, SBY saat itu sudah mengetahui bahwa Nazaruddin memang sosok yang bermasalah dan menyarankan agar dia jangan ditempatkan sebagai bendahara. Namun, Anas tetap berkelit. "Pak SBY tahu dia (Nazarudin) enggak baik," katanya. Dengan itu, Marzuki meminta kasus Nazarudin maupun Anas tidak dikaitkan dengan SBY, Cikeas, maupun Demokrat. "Apa urusannya dengan Cikeas? Harus dilihat, dong."
Lebih lanjut, Marzuki Alie mengatakan sikap Anas yang ngotot mengangkat Nazarudin mengindikasikan ada hubungan khusus antara Anas dengan Nazarudin. Ketika ditanya lebih lanjut, Marzuki menolak menjelaskan hubungan khusus apa yang ada di antara keduanya.
"Itu artinya mereka punya hubungan khusus," katanya.
ILHAM TIRTA
Berita terkait