TEMPO.CO, Denpasar - Penyu Lekang di Pantai Kuta, Bali, untuk pertama kalinya menetaskan telurnya pada siang hari pada Senin, 25 Februari 2013. Menurut Manajer Lapangan Bali Sea Turtle Society (BSTS), Dionisius Utama, peristiwa tersebut tidak lumrah, karena dalam 12 tahun terakhir, penyu-penyu bertelur pada malam hari atau pagi hari.
”Biasanya kalau pagi, paling akhir menetas jam 06.00 WITA,” kata Dion, panggilan akrab Dionisius Utama. Sedangkan pada waktu malam, biasanya berkisar antara jam 19.00 hingga 20.00 WITA.
Dion belum bisa menjelaskan mengapa penyu tersebut bertelur pada siang hari. Yang diketahuinya, penyu tersebut membuat sarang lalu bertelur tepat di depan Pura Santen dan dekat Pasar Seni Kuta, sekitar jam 11.00 WITA. Penyu yang telah diberi identitas tersebut (tagging) menetaskan 101 butir telur.
Kepala Satgas Pantai Kuta, I Gusti Ngurah Tresna, juga merasa heran penyu bertelur pada siang hari, bahkan di tengah keramaian orang. “Biasanya baru bisa menetaskan telur bila suasana sepi,” ujarnya.
Hingga saat ini sudah 950 telur berhasil direlokasi ke rumah penyu yang ada di Pantai Kuta. Telur-telur tersebut dikumpulkan dari sembilan sarang. Penyu-penyu Lekang tersebut sudah memulai siklus bertelurnya sejak awal tahun.
Selama masa relokasi, telur-telur tersebut akan ditimbun dengan pasir pantai. ”Setiap hari kami harus memastikan ketersediaan pasir yang cukup untuk mengubur telur-telur tersebut,” ucap Ngurah Tresna.
Untuk memastikan mendapatkan sinar matahari, terpal yang menutupi Rumah Penyu biasanya dibuka pada siang hari. Pada malam hari terpal itu kembali ditutup untuk melindungi timbunan telur penyu itu dari basah.
Masa relokasi menghabiskan waktu 53 hari untuk menetas menjadi tukik untuk kemudian dilepas ke laut. Dari seluruh telur yang direlokasi, 112 di antaranya telah menetas menjadi tukik dan sudah dilepas ke laut.
Tahun 2012 sekitar 20.000 tukik telah dilepas yang menetas dari 25.000 telur. Sedangkan tahun 2011, di Pantai Kuta menetas sekitar 9.000 telur. ”Biasanya 80 persen dari jumlah telur jadi tukik,” tutur Ngurah Tresna. Namun sedikit yang bisa bertahan di laut bebas.
Tresna menyebutkan, dari 1.000 tukik yang dilepas, hanya 1 ekor yang bisa bertahan hidup. Dan dari 12 tahun melakukan penyelamatan penyu, sudah 4.0000 tukik dilepaskan di Pantai Kuta.
KETUT EFRATA