TEMPO.CO, Banyuwangi -Belasan relawan HIV/AIDS memanfaatkan Hari Valentine 14 Februari 2013 dengan turun ke jalan. Mereka berkampanye kepada para suami supaya melindungi istri dan anaknya dari HIV/AIDS.
Aksi para relawan itu dipusatkan di simpang lima Jalan S. Parman. Mereka membagikan 2.500 brosur informasi tentang HIV/AIDS kepada pengguna jalan.
Baca Juga:
Kordinator aksi Muhammad Hairon, mengatakan, saat ini angka penderita HIV/AIDS di Banyuwangi sudah mencapai 1.343 orang dan 259 orang di antaranya sudah meninggal dunia. Saat ini Banyuwangi menempati angka tertinggi ketiga jumlah HIV/AIDS di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Malang.
Penderita terbanyak, kata dia, justru perempuan yakni 720 orang, lelaki 601 orang dan waria 22 orang. "Tiap bulan ada 20-25 orang penderita HIV/AIDS baru," kata Hoiron kepada wartawan, Kamis 14 Februari 2013.
Hoiron menjelaskan, tingginya angka perempuan yang menderita HIV/AIDS karena tertular dari suami mereka. Perempuan yang mengidap virus mematikan tersebut, akhirnya menularkan kepada bayinya. Angka penularan dari ibu ke anak ini mencapai 2 persen.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Banyuwangi, Waluyo, mengatakan, untuk menangani HIV/AIDS tersebut pemerintah daerah mengalokasikan Rp 244 juta. "Anggaran tersebut naik dibanding 2012 yang sebesar Rp 100 juta," kata dia.
Namun anggaran dari APBD 2013 tersebut relatif kecil dibandingkan jumlah dana yang diberikan dari lembaga asing Global Fund yang mencapai hampir Rp 1 miliar. Selama ini anggaran penanganan HIV/AIDS masih bergantung dari Global Fund.
IKA NINGTYAS