TEMPO.CO, Jakarta - Kasus daging sapi impor kembali mencuat ketika KPK menggelar operasi tangkap tangan, Selasa malam, 29 Januari 2013 di Hotel Le Meredien. Operasi ini menyeret Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, yang hingga saat ini, Kamis, 31 Januari 2013 masih diperiksa KPK.
Bisnis impor sapi terus menanjak meskipun banyak potensi sapi di Indonesia. Impor sapi bisa jadi menjadi pilihan ketimbang memberdayakan peternak karena ada celah "menggiurkan". Majalah Tempo edisi 6 Juni 2011 berjudul Partai Putih di Pusaran Impor Daging mengungkap bisnis daging impor.
Bisnis daging impor memang lumayan menggiurkan. Seorang importir membeli daging impor dengan harga rata-rata Rp 40 ribu per kilogram. Di supermarket, pasar tradisional, atau perhotelan Indonesia, daging impor ini dijual Rp 60-70 ribu sekilo, tergantung jenis dan kualitasnya.
Itu berarti margin keuntungan kotor sekitar Rp 30 ribu per kilogram atau ada jatah Rp 2-3,6 triliun buat semua pemain daging, mulai importir sampai pedagang eceran. Tak mengherankan jika kuota impor daging sapi menjadi rebutan pengusaha. Segala cara dikerahkan, termasuk mendatangkan daging impor secara ilegal.
Masalahnya, kata sumber Tempo, bukan hanya pengusaha yang tergiur gurihnya bisnis daging impor ini, tapi juga makelar. Sang calo berusaha mendekati Direktorat Jenderal Peternakan, meminta surat izin impor buat perusahaan tertentu.
Bisik-bisik di kalangan importir daging, broker alias makelar tersebut bisa memperoleh komisi Rp 1.000-3.000 per kilo. Sekilas nilai komisi ini kecil. Namun, lantaran jumlah impornya gede, miliaran rupiah bisa dikantongi. Selengkapnya, baca majalah Tempo.
SUNUDYANTORO | AGOENG WIJAYA | RETNO SULISTYOWATI | ANGGA SUKMA WIJAYA (BANDUNG)
Baca juga:
Berikut Kronologi Penangkapan AF oleh KPK
Tersangka Suap Daging PKS Sewa Gadis Rp 10 Juta?
Ini Jawaban Presiden PKS
Hidayat Nur Wahid Kaget Presiden PKS Tersangka