TEMPO.CO, Semarang - Bakal calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku telah blusukan ke sejumlah daerah di Jawa Tengah untuk menemui para petani di pedesaan. Berdasarkan pengamatannya, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai program Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo Bali Ndeso Bangun Deso tidak efektif.
“Saya tidak meniru style Jokowi yang suka blusukan, namun kami memang ada kesamaan, sama-sama suka blusukan dan suka musik rock,” ujar Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Senin, 21 Januari 2012.
Ia mengaku telah menemui sejumlah petani di Jawa Tengah untuk menggali persoalan yang sedang dihadapi mereka. Daerah itu di antaranya Salatiga, Boyolali, dan daerah pemilihan sebagai anggota DPR di Kebumen dan sekitarnya. Hasilnya, terbukti 60 persen penduduk yang berada di pedesaan masih miskin dan menganggur. “Ini masalah krusial. Mereka minta perhatian,” Ganjar menambahkan.
Menurut Ganjar, ini bukti program yang Bali Ndeso Bangun Deso yang diusung Gubernur Bibit tidak maksimal. Program ini dinilai tak pernah menyentuh persoalan yang dialami oleh masyarakat desa, seperti krisis pupuk saat musim tanam dan perlindungan hasil panen. “Yang dirasakan oleh mereka hanya bantuan senilai Rp 5 juta per desa. Itu habis buat operasional ataupun buat beli laptop oleh kepala desa,” katanya.
Tapi, aksi blusukan Ganjar dinilai pengamat politik Universitas Diponegoro Triyono Lukmantoro, kurang efektif. Menurut Triyono, Ganjar masih kalah populer dengan Rustriningsih yang saat ini menjabat sebagai wakil gubernur. “Rustri dari bawah, asal Kebumen yang saat ini sudah dikenal oleh masyarakat Jateng sebagai wakil gubernur,“ ujar Triyono.
EDI FAISOL