TEMPO.CO, Surakarta -Terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror, Bayu Setiono berasal dari Solo. Dia ditangkap saat berada di rumah mertuanya di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jum'at, 31 Agustus 2012 lalu.
"Dia baru sekitar satu tahun tinggal di sini," kata salah satu warga, Suyono saat ditemui Sabtu, 1 September 2012. Dia mulai tinggal setelah menikah dengan istrinya yang merupakan warga asli di Bulurejo.
Menurut Suyono, Bayu berasal dari daerah Tipes, Solo. Tempat asalnya tidak jauh dari tempat penyergapan kedua rekannya di Jalan Veteran Solo. Hanya saja dia mengaku tidak mengetahui alamat tepatnya.
Selama berada di desa tersebut, Bayu dikenal sebagai orang yang pendiam. "Kami tidak dekat secara pribadi. Tapi kelihatannya dia orang yang baik," katanya. Bayu memang jarang bersosialisasi dengan masyarakat karena jarang di rumah pada siang hari.
Dia mengaku tidak mengetahui pekerjaan Bayu secara pasti. "Setahu kami dia bekerja menjadi buruh," katanya. Bayu selalu berangkat kerja pagi dan pulang pada malam hari.
Serentetan aksi terorisme terjadi dalam dua pekan di Solo, Jawa Tengah. Tim Detasemen Khusus pada Jumat malam terlibat baku tembak di Jalan Veteran, Solo, dengan tiga terduga teroris. Akibatnya, dua terduga teroris, Farhan dan Mukhsin, tewas. Begitu juga dengan seorang anggota Densus 88, Brigadir Dua Suherman.
Farhan diduga sebagai anak Abu Umar, tokoh Negara Islam Indonesia, dan anak didik Ali Fauzi, mantan aktivis Afganistan, Moro, dan Ambon.
AHMAD RAFIQ
Berita Terkait
JAT Bantah Terduga Teroris yang Tewas Anggotanya
Tersangka Peneror Solo Diperiksa di Jakarta
Pengamat: Teror Cenderung Meningkat pada September
Malam Ini, Otopsi Jenazah Terduga Teroris Selesai
Jenazah Terduga Teroris Diotopsi di RS Polri