TEMPO.CO, Trenggalek -Anggota Kostrad 501 Madiun dan komunitas pemanjat tebing memiliki cara tersendiri merayakan kemerdekaan. Mereka mengibarkan bendera raksasa di tebing Sepikul Trenggalek sebelum merayakan upacara.
Berangkat dari dasar tebing dini hari tadi, satuan khusus Kostrad dan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menaklukkan terjalnya lintasan. Kelelahan mereka terobati ketika berhasil mengibarkan Sang Saka Merah Putih berukuran 40x30 meter di puncak tebing. "Kami ingin merasakan aura perjuangan," kata Ketua FPTI Jawa Timur Sri Wibowo, Jumat 17 Agustus 2012.
Pengibaran bendera yang diikuti upacara di lereng tebing Desa Ngulakan, Kecamatan Watulimo ini, menurut Sri, merupakan tradisi tahunan. Setiap peringatan kemerdekaan RI, para pemanjat tebing dan anggota Kostrad melakukan pendakian. Diantara mereka juga kerap terlihat pelajar sekolah yang memiliki hobi memanjat.
Dalam upacara bendera pagi tadi sebanyak 100 peserta mengikuti dengan kusyuk. Dimulai pukul 08.30 WIB, peserta upacara mengibarkan bendera raksasa di dinding Gunung Sepikul. Lokasi itu cukup sulit di ketinggian 400 meter dengan kemiringan 80 derajat.
Untuk menjaga agar bendera tidak goyah, masing-masing ujung diikat dengan tali ke empat penjuru. Sebelumnya mereka melakukan uji coba terlebih dulu untuk memastikan keamanan bendera.
Dalam upacara tahun ini, warga sekitar dan anak-anak ikut bergabung sebagai peserta. Mengenakan seragam sekolah masing-masing, para pelajar ini tak terlihat lelah meski menjalankan ibadah puasa. "Saya sudah biasa jalan jauh ke sekolah," kata Yogi Ari, pelajar SD yang turut dalam pendakian itu.
HARI TRI WASONO