TEMPO.CO, Cianjur - Jalur alternatif Hanjawar-Pacet (Hancet), Cipanas, Kabupaten Cianjur, sepanjang 8 kilometer, yang biasanya digunakan untuk jalur alternatif, kondisinya rusak berat di beberapa titik. Hal itu dikeluhkan warga di tiga kecamatan yang selama ini menggunakan jalur penghubung utama antarkecamatan tersebut.
“Belum satu tahun usia jalan ini, sudah rusak lagi. Sementara pengusaha yang membangun jalan hingga saat ini belum melakukan pemeliharaan secara periodik,” kata Ruslan, 43 tahun, tokoh warga Kecamatan Sukaresmi, di Cianjur, Sabtu, 4 Agustus 2012.
Dia menjelaskan, jalan sepanjang 8 kilometer yang membentang di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cipanas, Sukaresmi, dan Pacet, itu, selain dilalui kendaraan warga lokal, merupakan akses utama menuju beberapa perumahan elite dan kawasan wisata Taman Bunga Nusantara.
Namun, sejak rusaknya jalan tersebut, kata dia, jarak tempuh pengguna jalan menjadi panjang. Bahkan dampak luasnya sangat dirasakan warga yang hendak menjual hasil Bumi ke kota. Mereka terpaksa mengeluarkan biaya tambahan. “Sebagian besar sopir angkutan barang menaikkan ongkos dengan dalih rusaknya jalan serta membuat jarak tempuh menjadi lama,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, badan jalan layaknya kubangan kerbau. Kerusakan terlihat di beberapa titik, seperti di Jalan Jeprah-Joglo-Almanar, Kawungluwuk-Simpang, Kecamatan Sukaresmi, dan sepanjang jalan menuju Kecamatan Pacet.
Pihak Kepolisian Resor Cianjur pun menyatakan, menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini, mereka tidak merekomendasikan jalan tersebut sebagai jalur alternatif. Seperti dituturkan Kepala Satuan Lalu lintas Polres Cianjur Ajun Komisaris Sadewo, kondisi jalan itu tidak layak.
“Selama ini kami merekomendasikan jalur tersebut sebagai jalur alternatif jika terjadi antrean panjang kendaraan di jalur Cianjur-Puncak. Namun, saat ini, kondisinya rusak berat dan sulit dilalui kendaraan,” katanya.
DEDEN ABDUL AZIZ