TEMPO.CO, Jember-- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember menerima 1.848 eksemplar Al-Quran dari Kementerian Agama pusat tahun ini. Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember, H. Muslih, mengaku heran mendapat kiriman sebanyak itu.
Tahun-tahun sebelumnya, menurut Muslih, biasanya kantor Kementerian Agama Jember menerima paling banyak 500 eksemplar. "Nggak tahu kenapa, biasanya tidak sebanyak tahun ini," kata Muslih kepada Tempo, Kamis 5 Juli 2012.
Ribuan mushaf itu diterima sejak bulan april 2012 lalu dalam dua tahap. Tahap pertama dari Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Timur sebanyak 980 mushaf. Lalu pada awal Mei lalu Jember kembali menerima kiriman sebanyak 868 mushaf langsung dari Kementerian Agama pusat.
Al-Quran itu dibagikan kepada kelompok-kelompok masyarakat lewat Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar di 31 kecamatan di Jember. Jatah mushaf Al-Quran tahun ini, kata Muslih, kini tersisa sekitar 10 persen. Sebanyak 1.550 mushaf sudah disebar ke kantor-kantor KUA di Jember.
Setiap KUA diberi jatah sebanyak 50 eksemplar yang kemudian mereka bagikan lagi ke musala, masjid, dan taman pendidikan Al-Quran atau pesantren. “Semuanya ada tanda terima," kata dia seraya menunjukkan tumpukan berkas serah terima Al-Quran tersebut.
Di Jember, kata Muslih, yang berhak mendapatkan Al-Quran gratis itu hanya lembaga yang mengajukan surat permohonan kepada kepala kantor Kementerian Agama dan Kantor Urusan Agama. Menurutnya, setiap masjid yang mengajukan permohonan mendapat jatah 10 eksemplar. Sedangkan musala, TPA, dan pesantren mendapat jatah 5 eksemplar.
Muhammad Muslim, seorang pegawai KUA Kecamatan Patrang, mengatakan sampai saat ini Al-Quran gratis itu memang hanya dibagikan kepada masjid, musala, TPA, dan pesantren. Selain tidak ada warga yang meminta secara pribadi, kata dia, hampir semua warga sudah punya dan terbiasa mengaji di musala atau masjid. "Dan kenyataannya, semiskin-miskinnya warga desa mereka tidak berat membeli Al-Quran sendiri, meskipun yang murah," katanya.
Meskipun tidak bisa membandingkan secara langsung, (karena jatah Al-Quran tahun-tahun sebelumnya sudah habis terbagi), Muslih dan Muslim mengakui Al-Quran yang dibagikan tahun ini kualitas fisiknya tidak sebaik sebelumnya. "Lihat saja, kertasnya lebih tipis. Cover-nya juga tidak setebal dan semengkilat yang dulu," kata Muslih seraya membolak-balik mushaf Al-Quran yang dicetak PT Adhi Aksara Abadi itu.
MAHBUB DJUNAEDY