TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana mengatakan calon presiden dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical), butuh calon pendamping (Wakil Presiden) yang populer. Sebab, popularitas dan keterpilihan Ical masih lemah.
"Sekarang yang dibutuhkan Ical adalah mencari pendukung yang bisa menambal lemahnya popularitas dia,"ujar Ari saat dihubungi, Ahad, 3 Juni 2012. Permasalahannya, ia melanjutkan bukan lagi pendamping asal jawa ataupun pendamping berlatar belakang militer.
Ari menambahkan, selain membutuhkan calon pendamping yang populer, Ical juga membutuhkan figur pendamping yang dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuannya untuk memecah kekuatan Partai Demokrat selaku pesaing utama.
"Terlebih lagi, SBY itu ibaratnya raja, sekarang" katanya. Maka ketika pendamping Ical dekat dengan SBY akan mendongkrak popularitas dan memperkuat keterpilihannya.
Saat Tempo menyebutkan nama Pramono Edi Wibowo sebagai calon pendamping Ical, Ari mengatakan sebagai pendamping yang bagus buat Ical. Seperti yang sudah dijelaskan, Pramono dekat dengan SBY.
Ari menguraikan pemikiran mainstream pasangan presiden-wapres sebaiknya sipil-militer serta jawa- non jawa harus dibuang jauh jauh untuk penentuan pasangan presiden-wapres. Soalnya pemikiran itu sudah tidak lagi relevan.
Hari ini, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan pasangan bagi Ical dalam pencapresan mendatang kalau bisa anggota TNI berpangkat bintang empat. Alasannya, karena Golkar dan TNI memiliki hubungan historis yang panjang.
"Kalau kita lihat dari segi riwayatnya, latar belakangnya, Golkar juga memiliki kaitan dengan TNI toh," ujarnya.
ISTMAN MP