TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti perbatasan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ganewati Wuryandari, menjelaskan selama ini sudah ada empat pos perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Jadi rencana pemerintah Indonesia ingin membuka pos perbatasan keempat bukanlah hal baru. "Tetapi kalau rencana mau buat sembilan pos akses keluar-masuk itu baru," kata Ganewati saat dihubungi, Senin, 21 Mei 2012.
Keempat pos perbatasan yang menjadi pintu utama lalu lintas manusia dan barang adalah Motaian; Metamasin di Kabupaten Belu; serta Wini dan Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara, yang berbatasan langsung dengan Ambeno Distric Oecusse, Timor Leste.
Namun Ganewati menghargai adanya penjelasan pemerintah mengenai rencana pembukaan sembilan pos perbatasan. "Karena selama ini pemberitaan tentang perbatasan dengan Timor Leste itu sedikit. Padahal ikatan kekeluargaan mereka di perbatasan sangat kental," kata dia.
Dan dengan diperbanyaknya pos perbatasan, akan membawa dampak baik bagi hubungan kedua negara yang dahulu sempat terintegrasi. Akan meningkatkan fasilitas kedua negara di perbatasan dan meningkatkan stabilitas keamanan. "Karena dulu selama proses integrasi ikatannya kuat, proses kawin-mawin sudah lama. Jadi pembatasan politik tidak akan mengurangi proses budaya," kata dia.
Selain itu, dia melanjutkan, pengawasan batas kedua negara selama ini sulit. Karena kontur perbatasan yang berbukit-bukit. "Jadi, dengan adanya pos, bisa mengurangi illegal crossing border (orang melintas batas secara ilegal)," kata dia.
Pemerintah Indonesia dan pemerintah Timor Leste menandatangani empat perjanjian untuk meningkatkan hubungan bilateral dua negara bertetangga ini. Dua nota kesepahaman (memorandum of understanding) ditandatangani Menteri Luar Negeri masing-masing, terkait pos perbatasan dan peningkatan kerja sama di bidang pariwisata. Satu nota kesepahaman ditandatangani Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng terkait kepemudaan dan olahraga. "Di samping itu, Menteri Luar Negeri juga menandatangani Letter of Intent on the Development of a Regional Integrated Economic Approach," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, saat dihubungi, Ahad, 20 Mei 2012.
Menurut Faizasyah, dalam kerangka hubungan Indonesia-Timor Leste, akan membentuk sembilan pos perbatasan yang akan diberi akses pintu masuk dan keluar. "Dalam proses selama ini, ada tiga titik yang disepakati dan sudah mulai dioperasikan. Dalam pertemuan kemarin disepakati untuk mengoperasikan yang keempat," kata dia.
Artinya, mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri ini melanjutkan, masih ada lima pos pintu masuk perbatasan lagi yang harus dibicarakan lebih lanjut. "Saya tidak hafal nama-namanya. Tetapi setidaknya yang kita garis bawahi pintu masuk perbatasan akan mendorong interaksi ekonomi lebih besar dari masyarakat perbatasan dan kemampuan dua negara lebih mengontrol pergerakan manusia dari dan ke dua negara. Ini satu yang kami prioritaskan," kata Faiz.
ARYANI KRISTANTI