TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih punya cara sendiri untuk menyampaikan kisah perjuangannya melawan kanker paru-paru, penyakit yang membawanya berpulang ke Sang Khalik, Rabu, 2 Mei 2012. Ia berkisah soal upayanya 'berdamai' dengan penyakit itu dalam sebuah buku yang berjudul Berdamai dengan Kanker, yang diluncurkan 13 April 2011 lalu.
Sebagai orang yang berjuang melawan kanker, Endang melukiskan perasaannya, bagaimana ia menghadapi penyakit kanker paru-paru stadium 4. Kondisi yang sudah cukup berat dan tak masuk akal, terutama bagi tenaga medis seperti dia.
Penggalan curhat Endang dalam bukunya itu dikutip Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan pidato penghormatan dalam pemakaman mendiang Endang Rahayu di blok pahlawan, Kompleks Pemakaman San Diego Hills, Karawang Jawa Barat, Kamis siang, 3 Mei 2012. Isak tangis kerabat, rekan kerja, dan handai-taulan melepas Endang berpulang. Presiden SBY pun membacakannya dengan nada terbata, tak mampun menahan isak.
Berikut ini penggalan tulisan Endang dalam bukunya itu:
"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnosa kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya.
Tetapi saya tidak bertanya, "Why me?" Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbhakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan.
So .... Why not? Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru?
Tuhan pasti mempunyai rencana-Nya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.
Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerah-Nya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati.
Dan.... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu."
Endang, semasa hidupnya, tidak pernah menganggap penyakit kanker menakutkan. “Kanker itu baru terasa sakit saat diobati. Kalau berpikir positif, justru memberi semangat,” kata lulusan Harvard School of Public Health ini dalam wawancaranya dengan majalah Tempo edisi 25 Juli 2011.
Endang pun tak menyerah. Ia menjalani pengobatan di tiga rumah sakit sekaligus: Gading Pluit Hospital, Rumah Sakit Anggatan Darat Gatot Subroto, dan rumah sakit di Guangzhou, Cina.
Perempuan kelahiran 1 Februari 1955 ini bahkan olahraga renang seminggu tiga kali dan yoga seminggu sekali. “Yoga membuat saya lebih senang. Tidak emosional. Saat disuntik dan diperiksa, tetap tenang.”
Endang akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada usia 57 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rabu, 2 Mei 2012, setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga pekan terakhir. Saat tutup usia, Endang didampingi suaminya, Reanny Mamahit, Direktur RSUD Tangerang, dan anak-anaknya.
Dari perkawinannya, Endang dikaruniai dua putra dan seorang putri, yaitu Arinanda Wailan Mamahit, 31 tahun, Awandha Raspati Mamahit (27), dan Rayinda Raumanen Mamahit (21). Sosoknya telah pergi. Buah pikirannya melekat dalam memori. Selamat jalan, Ibu Menteri.
NIEKE INDRIETTA | ARYANI KRISTANTI | RINA WIDIASTUTI
Berita Terkait:
Menkes Endang, dari Harvard ke Kabinet Menteri
Eks Menkes Endang Sempat Rayakan Ultah Pernikahan
Menteri Dahlan Puji Kerja Keras Endang Rahayu
Menteri Endang dan Persahabatannya dengan Pelacur Kramat Tunggak
Alasan Menteri Endang Menginap di Kramat Tunggak
Lepas Menteri Endang, Habibie-JK Gandengan Tangan
Dahlan: Saya dan Menkes Itu 'Musuh' Kanker
Riwayat Kesehatan Menteri Kesehatan Endang