TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga pekerja bangunan menderita luka cukup parah akibat terkena pipa paralon yang diduga bom rakitan. Bom itu meledak di Komplek Perumahan Jalan Saptamarga, Banyumanik, Semarang. Ketiga pekerja dilarikan ke Rumah Sakit Pusat dr Kariadi Semarang.
Juru bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution membenarkan adanya ledakan yang terjadi pukul 13.00 WIB itu. "Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya ada korban luka sebanyak tiga orang," kata Saud Usman Nasution, Kamis, 15 Maret 2012.
Bom rakitan tersebut, menurut Saud, diletakkan di sebuah bak sampah sejak kemarin malam dan meledak pada jam 13.00 WIB. Informasi yang dihimpun dari tempat kejadian perkara di Jalan Saptamarga III RT 08 RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang, menyebutkan ketiga korban luka tersebut adalah Santo, Ngatmin, dan Dwi.
Ketiga korban yang menderita luka pada bagian tangan dan kepala itu menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang. Ketiga korban yang belum diketahui alamatnya tersebut merupakan pekerja bangunan di pondok pesantren dan panti asuhan milik Yayasan Baitusyakur.
Benda berbentuk pipa paralon yang meledak sekitar pukul 10.30 WIB tersebut awalnya ditemukan oleh warga setempat yang bernama Imam, 47 tahun, di tempat pembuangan sampah. "Benda berbentuk pipa paralon dengan panjang sekitar 25 sentimeter, berdiameter 2 sentimeter, dan terdapat dua kabel warna putih itu kemudian saya serahkan kepada sejumlah pekerja bangunan. Setelah itu saya tinggal pergi," kata Imam. Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan cukup keras yang terdengar dalam radius hingga 500 meter.
Puluhan warga yang mendengar ledakan tersebut kemudian mendatangi asal ledakan dan sudah melihat tiga korban menderita luka yang kemudian dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil bak terbuka. Saat ini, di sekitar tempat ledakan benda yang diduga bom rakitan itu telah dipasangi garis polisi guna penyelidikan kepolisian lebih lanjut.
ANANDA THERESIA | WDA | ANT