TEMPO Interaktif, Lumajang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ikut mendapatkan kalender yang diterbitkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam kalender tersebut tidak ada tanggal merah karena semuanya ditulis dengan warna hitam.
”Dengan kalender seperti itu, setiap anggota BPBD tidak boleh istirahat, tidak ada hari libur,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik, BPBD Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono, Selasa, 6 Maret 2012.
Ihwal kalender terbitan BNPB, menurut Hendro, sudah diketahuinya ketika menghadiri rapat koordinasi BPBD seluruh daerah di Jawa Timur yang berlangsung di Surabaya beberapa waktu lalu. “Ketua BNPB, Pak Syamsul Muarif, yang memimpin rapat saat itu sempat menanyakan apakah BPBD Lumajang sudah menerima kalender BNPB. Kami diingatkan bahwa bencana bisa terjadi setiap saat,” ujar Hendro.
Menurut Hendro, kalender tanpa hari libur tersebut diberikan kepada seluruh BPBD di Jawa Timur karena daerahnya tergolong rawan terjadi bencana alam. Seluruh petugas BPBD diminta untuk selalu siaga. Kalender serupa juga diberikan kepada BPBD sejumlah daerah di Indonesia yang berpotensi dilanda bencana alam.
Kabupaten Lumajang merupakan daerah yang rawan berbagai jenis bencana alam. Saat ini, BPBD terus mematangkan persiapan menghadapi terjadinya letusan Gunung Semeru. "Potensi awan panas sangat besar. Juga terjadi penumpukan lava di puncak Gunung Semeru yang sewaktu-waktu bisa meluncur ke bawah akibatnya meningkatnya aktivitas vulkanik,” ucap Hendro.
Warga yang bermukim di daerah yang tergolong sebagai kawasan terdampak bila terjadi letusan diminta agar terus waspada.
Selain ancaman erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang juga tergolong daerah yang rawan diterjang banjir banding, tiupan angin puting beliung hingga tanah longsor. Adapun pada musim kemarau terjadi kekeringan di Lumajang bagian utara yang mengakibatkan terjadinya krisis air bersih.
DAVID PRIYASIDHARTA