TEMPO Interaktif, Jayapura - Sebuah gedung bekas penginapan di Kota Enarotali, Paniai, terbakar, Kamis malam, 15 Desember 2011, sekitar pukul 22.30 WIT. Kepolisian setempat menduga pelaku adalah kelompok Organisasi Papua Merdeka yang ingin membuat situasi di Paniai tidak aman.
“Benar ada pembakaran. Kami duga itu dari OPM. Tapi ini masih didalami lagi. Bisa saja itu benar OPM, tapi bisa juga dilakukan pihak lain untuk memanfaatkan situasi menjadi lebih panas,” kata Kepala Kepolisian Resor Paniai Ajun Komisaris Besar Janus Siregar, Jumat, 16 Desember 2011.
Ia mengatakan jumlah kerugian akibat kebakaran diperkirakan mencapai ratusan juta. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. “Gedung itu kosong, letaknya agak jauh di atas ketinggian. Kami langsung kejar orang yang diduga pelaku tapi tidak berhasil ditangkap,” katanya.
Kepolisian terus berpatroli dan meningkatkan kewaspadaan pascapenyerbuan ke markas Tentara Pertahanan Nasional OPM Devisi II Makodam Pemka IV di Paniai, Selasa 13 Desember 2011 kemarin. “Kami tetap waspada. Kami tahu pasti akan ada serangan balasan dari mereka (OPM). Itu bisa saja dengan menyusup ke dalam kota dan melakukan tindakan kekerasan atau dari kejauhan dengan menembak,” kata Janus.
Polisi, kata dia, tak akan membiarkan begitu saja OPM berbuat ulah. “Kalau ada yang menyerahkan diri baik-baik, kami akan terima. Tapi kalau yang menembak-nembak itu, pasti akan kami lawan.”
Baca Juga:
Menurutnya, warga sipil tidak perlu terpancing dengan omongan OPM yang ingin merdeka. “Pascapendudukan di markas OPM, langsung saya kumpulkan semua masyarakat di sekitar itu. Saya bilang agar jangan terpancing. Kita usahakan mendekatkan diri agar mereka paham. Dalam situasi ini, memang tugas kami merangkul mereka kembali ke NKRI, kasihan terus-menerus warga hidup tidak aman,” katanya.
Atas kejadian pembakaran gedung, juru bicara OPM Devisi II Makodam Pemka IV Paniai, Leo Yeimo, mengaku belum mengetahuinya. “Saya tidak tahu siapa yang bakar. Saya harus cek dulu apakah dari OPM atau bukan.”
Menurut dia, aksi-aksi teror atau propaganda bisa saja terjadi dalam situasi perang. “Ini sekarang perang, daerah perang. Kami siap, ABRI (aparat keamanan) juga siap. Mereka jual, kami beli,” ucap dia.
JERRY OMONA