TEMPO Interaktif, Bone- Ratusan warga Kelurahan menggelar aksi unjuk rasa dengan menaikkan bendera setengah tiang di kantor Lurah Lonrae, Kecamatan Tanete Rianttang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Mereka memprotes keputusan Pemkab Bone yang memutasi Muhammad Asdar sebagai lurah Lonrae.
Warga tidak bisa menerima keputusan Pemkab yang memindahkan Asdar menjadi Lurah Macanang. Di mata warga, Asdar dinilai sebagai tipe pemimpin yang merakyat dan selalu hadir pada saat ada persoalan warga.
Pemandangan mengharukan saat warga mengucurkan air mata menangisi Lurah Asdar yang segera dipindahtugaskan. Sebagian warga berteriak agar Asdar tidak dipindahkan dari Lonrae. Asdar yang hadir di kantor hanya bisa terdiam dan duduk lemas di tengah-tengah warga yang terus memegangnya.
Warga setempat, Mahdi, mengatakan masyarakat mengetahui rencana mutasi Asdar berdasarkan informasi dari mulut ke mulut antarwarga. Informasi yang menyebar itu, Mahdi mengatakan, memancing satu per satu warga mendatangi kantor kelurahan.
"Kedatangan warga tidak ada yang menyuruh. Kami datang sendiri karena penasaran mendapat informasi sejak tadi pagi kalau Pak Lurah dipindahkan. Pak Lurah Asdar sangat dicintai warga karena (dalam) semua persoalan masyarakat beliau selalu hadir menyelesaikan,” kata Mahdi.
Menurut Mahdi, Lurah Asdar selalu hadir meski tidak diminta. Kehadirannya tidak mengenal malam atau siang, serta pelayanan kepada warga bagus. Mahdi sangat sedih mendengar pemindahan itu.
“Sudah banyak lurah yang bertugas di sini, tapi Pak Asdar ini tidak ada samanya. Pak Lurah betul merakyat," ujar Mahdi sambil menangis.
Warga lain, Marwah, mengaku tidak bisa menerima kalau Asdar dipindahkan. Marwah mengatakan kepribadian Asdar sangat dicintai warga.
"Kenapa dipindahkan, padahal di tempat baru juga tetap menjadi lurah. Saya heran kalau ada pemimpin yang baik, cepat sekali dipindahkan, kalau jelek disimpan lama," ujar Marwah.
Lurah Asdar yang menyaksikan aksi itu terlihat bersedih dan matanya berkaca-kaca. Menurut Asdar, dia akan mematuhi keputusan Pemkab yang memutasinya ke Kelurahan Macanang.
"Sebagai pegawai negeri, suka tidak suka harus menerima ditempatkan di mana saja. Nanti saya akan sampaikan aspirasi warga ke Kabupaten," ujar Asdar.
Sementara itu Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Muh Ridwan yang dimintai tanggapannya mengatakan mutasi itu merupakan tuntutan organisasi pemerintahan dan sebagai upaya penyegeran jabatan.
ANWAR MARJAN