TEMPO Interaktif, Solo - Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) dari Brigade Mobil Detasemen C Pelopor Polda Jawa Tengah menyebut benda mencurigakan yang ditemukan di dekat Terminal Tirtonadi merupakan bom aktif. Sementara itu Kepolisian Resor Kota Surakarta membantah benda tersebut merupakan bom.
Kepala Seksi Operasi Brimob Detasemen C Pelopor Ajun Komisaris Sartam menyebutkan rangkaian tersebut terdiri dari beberapa komponen. “Pemicunya berupa arloji berwarna cokelat,” kata dia. Selain itu masih ada rangkaian yang berisi peranti elektronik serta empat buah pipa.
Meski dalam kondisi aktif, arloji yang menjadi pemicu bom tersebut dalam keadaan mati saat ditemukan. Kemungkinan jam tersebut mati lantaran dilempar ke sungai oleh petugas kebersihan kampung yang menemukannya. “Sekarang bom tersebut telah diledakkan di markas,” kata Sartam.
Sayangnya dia enggan menyebut secara tegas daya ledak bom rakitan tersebut. Alasannya, dia khawatir informasi tersebut akan membuat masyarakat menjadi resah.
Sebaliknya Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Listyo Sigit Prabowo justru membantah jika dikatakan benda tersebut merupakan bom. “Itu bukan bom. Memang sengaja bentuknya dibuat mirip bom,” kata Listyo.
Hingga kini dirinya belum bisa memastikan kelompok yang membuat rangkaian tersebut. Sejauh ini pihaknya baru memeriksa sejumlah saksi yang terdiri dari keluarga petugas kebersihan sebagai pihak yang menemukan benda tersebut.
Dia juga memastikan benda tersebut tidak ditemukan di dalam Terminal Tirtonadi. "Benda tersebut ditemukan di tengah kampung,” kata Listyo. Kebetulan kampung tersebut berada tepat di barat terminal.
Seperti diberitakan, seorang petugas kebersihan kampung, Bejo Atmo Soewiryo, menemukan sebuah rangkaian mirip bom di antara tumpukan sampah yang dikumpulkan, Kamis 1 September 2011. Lantaran khawatir meledak, salah seorang menantunya segera melempar benda tersebut ke sungai. Untungnya tim Jihandak masih bisa menemukan benda tersebut di dasar sungai.
AHMAD RAFIQ