TEMPO Interaktif, Makassar - Pejabat Otoritas Pelabuhan (OP) Soekarno-Hatta Makassar melakukan pengkajian ulang terhadap master plan pengembangan pelabuhan yang sedianya akan dijadikan acuan pengembangan New Port tahun 2013 mendatang. Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas OP Makassar Muhammad Yaser mengatakan, pengkajian kembali dilakukan setelah melihat kapasitas pelabuhan yang semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Jika pelabuhan Makassar tidak dibenahi, kata dia, maka dalam beberapa tahun ke depan kapasitasnya akan semakin berkurang seiring perkembangan ekonomi daerah ini. “Perkembangan usaha semakin melaju. Pelabuhan Makassar harus mampu mendukung,” kata Yaser, Rabu 10 Agustus 2011.
Dia menambahkan, pengkajian ini juga terkait usaha Makassar menuju pelabuhan internasional. Saat ini, secara perlahan pelabuhan Makassar sudah mulai menuju ke arah tersebut. “Sudah ada beberapa perusahaan pelayaran yang bersedia bekerjasama dengan Makassar,” ujarnya seraya menambahkan, pelayaran langsung internasional kini mulai diprakarsai oleh perusahaan pelayaran dari Korea dan Sri Lanka.
Staf Perencanaan dan Pembangunan Syahbandar Pelabuhan Makassar Muhammad Ardiyansyah T. mengatakan, kapasitas pelabuhan saat ini sudah tidak mendukung perkembangan pelayaran hingga beberapa tahun ke depan. “Setiap tahun kapasitas pelabuhan semakin berkurang karena perkembangan aktifitas pelayaran,” papar Ardiyansyah.
Menurut Ardiyansyah, kapasitas pelabuhan Makassar masih jauh dari memadai. Ia menuturkan, idealnya sebuah pelabuhan utama memiliki kapasitas 500 ribu TEU’S. “Namun kapasitas pelabuhan kita saat ini baru mencapai 250 ribu TEU'S,” ujarnya. Pelabuhan peti kemas di Makassar, idealnya, memiliki kapasitas 550 ribu TEU'S. Sedangkan pelabuhan peti kemas di Makassar saat ini memiliki kapasitas 490 ribu TEU'S.
Ardiansyah menilai, tak cukupnya kapasitas pelabuhan Makassar merupakan hal utama yang menyebabkan kesemrawutan dan kemacetan di dalam area pelabuhan. “Karena sudah tak ada tempat, jalanan pun menjadi tempat penyimpanan barang,” terang Ardiyansyah. Itu dilakukan karena pengelola pelabuhan merasa sudah kehabisan akal karena tidak ada lagi tempat lain untuk penyimpanan barang.
Untuk rancangan pelabuhan baru, sedianya OP akan menyiapkan lahan seluas 250 hektare untuk perluasan area pelabuhan. Lahan ini nantinya akan diambil dari hasil reklamasi pantai. Penimbunan, kata dia, akan dilakukan 2 tahap. Tahap pertama pada kedalaman 2-3 meter. Tahap kedua pada kedalaman 5 meter.
Mengenai pembiayaan untuk perluasan pelabuhan, OP akan mengundang investor. Saat ini salah satu investor yang tertarik berasal dari Korea. Pembangunan pelabuhan baru ini membutuhkan biaya sebesar Rp 50 triliun. “Untuk memancing investor, pembangunan tahap awal akan menggunakan anggaran APBN,” katanya.
ANISWATI SYAHRIR