Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisruh Tambak Dipasena, Fadel Anggap CP Prima Tamat  

image-gnews
Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Iklan

TEMPO Interaktif, Tulangbawang - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan  bahwa CP Prima dianggap sudah tidak sanggup lagi mengelola tambak Dipasena. Pemerintah tidak akan melakukan pembicaraan lagi dengan mereka. "PT Aruna Wijaya Sakti (CP Prima) sudah tamat. Selesai. Mereka sudah bangkrut," kata Fadel di hadapan para petambak Dipasena, Rabu, 3 Agustus 2011.

Fadel menegaskan bahwa pemerintah saat ini lebih fokus menyelamatkan industri udang 7.152 petambak plasma. Dia akan segera mencari solusi untuk dua persoalan bagi para petambak, yaitu listrik dan bibit udang. "Sekarang bagaimana dua masalah itu teratasi sehingga usaha petambak bisa kembali berjalan," katanya.

Fadel yang sempat memantau kondisi 16 ribu tambak bersama Direktur Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dahlan Iskan mengaku prihatin menyaksikan kincir air milik petambak tidak beroperasi. Dia sengaja membawa Dahlan yang diakuinya selalu mempunyai solusi cepat untuk mengatasi terputusnya aliran listrik. "Hari ini harus sudah ada solusi atas kedua masalah itu," katanya.

Sementara itu, Dahlan Iskan mengatakan sudah melakukan studi untuk mengalirkan listrik ke Bumi Dipasena yang diperkirakan membutuhkan 20 megawatt. Beban daya itu, kata dia, akan disuplai dari Pembangkit Sumatera Selatan melalui Bukit Kemuning. "Masalahnya, kabel saluran di daerah itu juga sedang dalam perbaikan. Doakan saja semoga cepat selesai," katanya.

Selain kendala jaringan di Bukit Kemuning, suplai listrik untuk petambak juga terkendala jauhnya gardu induk dari Dipasena yang mencapai 80 kilometer. PLN, kata dia, harus memasang tiang listrik dengan dana yang tidak sedikit dan masalah perizinan pemilik tanah. "Dengan jarak sejauh itu, banyak daya listrik yang hilang di perjalanan. Itu juga harus dicari (jalan) keluarnya," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia memprediksi proyek listrik untuk Dipasena akan selesai paling cepat dua tahun. PLN harus melakukan tender agar sesuai aturan. "Agar tidak tersangkut masalah hukum di kemudian hari," katanya.

PLN meminta petambak dan pemerintah daerah mendata kebutuhan riil listrik untuk Rawajitu Timur dan tambak di Bumi Dipasena. "Berapa kebutuhan untuk kincir, penerangan, dan kebutuhan listrik siang dan malam," ujarnya.

NUROCHMAN ARRAZIE


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tim Hukum BPPN: Sjamsul Nursalim Tak Jujur Soal Utang Petambak

9 Juli 2018

Sjamsul Nursalim. Dok.TEMPO
Tim Hukum BPPN: Sjamsul Nursalim Tak Jujur Soal Utang Petambak

Tim hukum BPPN mengatakan pemilik BDNI Sjamsul Nursalim telah menutupi sejumlah fakta saat menandatangani MSSAA.


8 Kesepakatan Atasi Konflik Dipasena  

5 Agustus 2011

Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
8 Kesepakatan Atasi Konflik Dipasena  

Mediasi itu diwarnai aksi boikot Pemerintah Provinsi Lampung.


Bahas Revitalisasi, Menteri Fadel ke Dipasena  

3 Agustus 2011

Fadel Muhammad. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bahas Revitalisasi, Menteri Fadel ke Dipasena  

Fadel akan datang dengan menggunakan helikopter.


Petambak Dipasena Budidaya Udang Mandiri  

28 Juni 2011

Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Petambak Dipasena Budidaya Udang Mandiri  

Kondisi areal tambak masih gelap gulita di malam hari.


Komnas HAM Akan Panggil CP Prima Soal Dipasena

18 Juni 2011

Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Komnas HAM Akan Panggil CP Prima Soal Dipasena

CP Prima siap memberikan SHU yang belum dibayarkan kepada petambak.


Pemerintah Bantu 100 Generator untuk Petambak Dipasena  

17 Juni 2011

Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Pemerintah Bantu 100 Generator untuk Petambak Dipasena  

Bantuan generator itu sebagai bentuk keprihatinan terhadap nasib petambak dan keluarga akibat boikot perusahaan inti yang tak bertanggung-jawab.


Menteri Sarankan Petambak Ambil Alih Dipasena

22 Mei 2011

Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Menteri Sarankan Petambak Ambil Alih Dipasena

Pengambilalihan ditaksir butuh dana Rp 3,1 triliun.


Menteri Sarankan Petambak Ambil Alih Dipasena  

22 Mei 2011

Fadel Muhammad. TEMPO/Wahyu Setiawan
Menteri Sarankan Petambak Ambil Alih Dipasena  

Pengambilalihan ditaksir butuh dana Rp 3,1 triliun.


Kondisi Tambak Eks Dipasena Mencekam

8 Mei 2011

Kondisi Tambak Eks Dipasena Mencekam

Pemutusan aliran listrik ini makin meneguhkan keyakinan penambak untuk memutus hubungan kemitraan dengan CP Prima


Petambak Dipasena Ragu CP Prima Selesaikan Revitalisasi

6 Mei 2011

Tambak udang Dipasena. Dok. TEMPO/Donny Metri
Petambak Dipasena Ragu CP Prima Selesaikan Revitalisasi

Ada unjuk rasa yang membuat udang tidak bisa keluar".