TEMPO Interaktif, Cirebon - Perencanaan bom bunuh diri di Masjid Adz Dzikra pertengahan April lalu oleh M Syarif dilakukan di rumah Arief Budiman yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari Mapolres Cirebon Kota.
Hal tersebut terungkap dalam rekonstruksi yang digelar Sabtu 9 Juli 2011 di lima lokasi. Lokasi pertama di rumah Arief Budiman yang berada di Jalan Suratno 11 RT 01 RW 01 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Lokasi kedua di sebuah sungai di daerah Pilang, Kota Cirebon.
Lokasi ketiga di Sungai Triguna, Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Selanjutnya ke lokasi keempat di Sungai Soka, Desa Lurah, Kecamatan Plumbon serta lokasi terakhir di sebuah kios tas kaki lima yang terletak di Jalan Pandesan, Kota Cirebon.
Dari rekonstruksi di rumah Arief Budiman terungkap jika M Syarif, pelaku bom bunuh diri di masjid dalam lingkungan Polres Cirebon Kota, berangkat dari rumah Arief Budiman. Dengan diantar adiknya, Achmad Basuki, menggunakan motor, M Syarif pun melakukan tugasnya sebagai pelaku bom bunuh diri. Setelah mengantar M Syarif, Achmad Basuki pun kembali ke rumah Arief Budiman.
Dari hasil rekonstruksi di rumah Arief Budiman pun terungkap jika empat tersangka yang hari ini mengikuti rekonstruksi, yaitu Arief Budiman, Achmad Basuki, Andri Siswanto dan Musola, beberapa kali melakukan pertemuan intensif membahas pengeboman bersama orang-orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Mereka masing-masing Yadi, Hayat dan Nanang. Pertemuan itu pun melibatkan M Syarif sebagai pelaku bom bunuh diri.
Rekonstruksi kemudian dilanjutkan ke sebuah sungai di daerah Pilang, Kota Cirebon. Di sungai ini Achmad Basuki membuang dua buah telepon seluler merek Nexian dan Nokia milik M Syarif. Achmad Basuki terlihat menggunakan motor Yamaha Mio putih dengan nomor E 6757 LD.
Masih menggunakan motor yang sama, Achmad Basuki pun terlihat mendatangi Sungai Triguna, Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Di sungai ini Achmad Basuki membuang sisa bom milik M Syarif.
Selanjutnya rekonstruksi dilanjutkan ke Sungai Soka, Desa Lurah, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Di lokasi ini Musola, seorang tersangka bom Cirebon, terlihat membawa sebuah tas ransel. Dari tas tersebut ia mengeluarkan kantong plastik dan membuka.
Selanjutnya satu persatu rangkaian bom dibuang ke dalam sungai. Setelah itu, tas ransel itu pun akhirnya turut dibuang pula ke dalam sungai. Di sungai inilah Densus 88 dibantu dengan tim dari Polair Polda Jabar menemukan 6 buah bom pipa.
Selanjutnya rekonstruksi dilanjutkan ke sebuah kios tas kaki lima di Jalan Pandesan, Kota Cirebon. Kios yang sudah tertutup rapat dan hanya menyisakan barang dagangan ini diketahui milik Beni Asri. Beni pun masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mabes Polri. Di tempat inilah Musola mendapatkan tas ransel yang digunakannya untuk membawa bom rakitan kelompok mereka.
Kapolres Cirebon Kota, Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suheri, mengatakan rekonstruksi yang dilakukan tidak lain untuk melengkapi penyelidikan. "Rekonstruksi ini untuk melengkapi penyelidikan yang dilakukan polisi," katanya.
Sementara kuasa hukum empat tersangka bom Cirebon, Achyar, membantah jika Arief Budiman mengetahui perencanaan bom di rumahnya. "Ia hanya dititipkan sebuah tas dari pelaku bom bunuh diri M Syarif," katanya. Ternyata tas tersebut berisi rakitan bom.
Achyar juga membantah jika Arief mengetahui isi tas yang dititipkan M Syarif tersebut sekalipun sudah dititipkan selama 3 hari.
IVANSYAH