TEMPO Interaktif, Garut - Akibat belum dibayarkannya dana jaminan kesehatan masyarakat dari pemerintah pusat, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut, Jawa Barat, terancam kolaps. “Saya stres mengurus utang sampai miliaran,” ujar Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Slamet Garut, Maskud Farid, Rabu, 8 Juni 2011.
Menurut dia, jumlah piutang dana jamkesmas yang belum dibayarkan oleh Kementrian Kesehatan sebesar Rp 15 miliar. Dana itu merupakan akumulasi pembayaran dari bulan Agustus 2010 hingga tahun 2011 ini.
Kondisi keuangan rumah sakit juga diperparah dengan jumlah hutang yang cukup besar. Sampai bulan Juni ini, hutang rumah sakit mencapai Rp 12 miliar. Dana itu merupakan tunggakan pembelian obat kepada pihak ketiga yang belum dibayarkan. “Banyak di antara distributor yang tidak mau memberikan obat kepada kami,” ujar Maskud.
Selain itu, pihak rumah sakit juga terpaksa belum membayar jasa medis kepada perawat dan dokter. Akibat kondisi ini, banyak pelayanan medis yang terhambat, di antaranya kebutuhan obat tidak terpenuhi dan kegiatan operasi yang harus antri.
Namun meski begitu, sampai saat ini pelayanan kesehatan terhadap masyarakat masih berjalan normal. Selama ini, RSUD dr Slamet melayani rawat jalan rata-rata sekitar 2.000 pasien keluarga miskin setiap bulannya. Adapun untuk rawat inap mencapai 500-600 orang perbulannya yang 60 persennya merupakan pasien jamkesmas. Padahal, kapasitas rumah sakit hanya 458 tempat tidur. “Masalahnya pasien di kita ini terlalu banyak, tetapi daya dukungnya kurang,” ujar Maskud.
Oleh karena itu, Maskud berharap Kementrian Kesehatan dapat secepatnya mencairkan dana tersebut.
SIGIT ZULMUNIR