TEMPO Interaktif, Jember - Sebanyak 50 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember bakal dibelikan masing-masing satu komputer tablet IPad. Uang yang digunakan diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2011.
"Sudah dibahas di komisi A, dan disahkan di rapat paripurna. Anggaran 'nempel' di anggaran untuk Sekretariat Dewan," kata H. Syahroni, anggota DPRD dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (20/4).
Syahroni menambahkan, rencana pembelian IPad itu sebenarnya sudah lama. Menurutnya, anggaran untuk pengadaan IPad itu sudah ada di Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), kemudian Rencana APBD dan akhirnya disahkan dalam rapat paripurna APBD Jember pada Maret 2011. "Jadi, bukan anggaran atau rencana tiba-tiba. Komisi A dan Sekretariat Dewan lebih tahu soal itu," kata Syahroni.
H.M. Sucipto, anggota Komisi A, mengakui soal pembelian iPad itu sudah dibahas dan disetujui semua fraksi dan komisi dalam sidang paripurna DPRD Jember, Maret lalu. "Anggarannya Rp 500 juta," katanya singkat. Filosofi dan pertimbangan pembelian iPad itu untuk menunjang kinerja anggota Dewan sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Jika dihitung-hitung, berarti anggaran untuk pembelian 1 unit iPad Rp 10 juta.
Sementara itu, menurut Yuli Priyanto, dari PKS, pengadaan komputer canggih itu hal yang wajar saja. "Untuk kebutuhan dan meningkatkan kinerja anggota Dewan. Kalau butuh bahan dalam rapat-rapat tinggal download, tidak repot," katanya.
Hal senada diungkapkan Zainul Hasan. Politisi PKNU itu menilai, perangkat elektronik sudah menjadi kebutuhan anggota Dewan. "Ya untuk mempermudah akses informasi. Sekarang anak SD atau SMP saja sudah pakai laptop atau komputer tablet, kan? Tujuannya bukan untuk aneh-aneh," katanya.
Tentang bagaimana menggunakan tablet canggih buatan Apple itu, Yuli dan Zainul mengakui tidak semua anggota Dewan bisa mengoperasikannya. "Nanti kan bisa dibikin pelatihan tersendiri untuk itu," kata Zainul berkilah.
Sekretaris DPRD Jember, Bambang Hariono, hingga kini tidak bisa ditemui dan dikontak Tempo untuk dikonfirmasi soal itu.
MAHBUB DJUNAIDY