TEMPO Interaktif, Jakarta - Satu dari 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia kini dalam kondisi kritis. Menurut Totok Sugiyanto, sahabat Slamet Jauhari, nahkoda Kapal MV Sinar Kudus, awak kapal bernama Slamet Riyadi itu terserang diare sejak beberapa hari lalu tetapi tidak diobati.
Selama beberapa minggu terakhir, para perompak Somalia hanya memberikan makan satu kali sehari dan tidak memberikan obat kepada yang sakit. "Korban yang sakit pun bertambah dari 12 menjadi 14," kata Totok, Selasa (12/4).
Totok mengatakan sekitar pukul 20.50 WIB kemarin, Jauhari meneleponnya. Sekitar pukul 10.00 WIB, kata dia, keduanya kembali menjalin kontak. "Tok, aku minta tolong, bagaimana cara kami bisa dibebaskan. Kok pemerintah tenang-tenang saja," ujar Totok menirukan Jauhari.
Menurut Totok, setelah hampir sebulan disandera, karibnya sesama alumni Pendidikan Pelayaran Besar Semarang tahun 1979 ini tetap berusaha tenang. Walau secara mental dan fisik mulai ada penurunan. Jauhari bahkan sempat marah dinasehati. "Kalau tak sabar saya bisa gila, bisa loncat ke laut," ujar Jauhari seperti ditirukan Totok.
PT Samudera Indonesia, cerita Jauhari pada Totok, sudah menyatakan tidak sanggup membayar tebusan sebesar US$3 juta (sekitar Rp 26 miliar) yang diminta para perompak. Padahal, kata dia, nilai kapal yang berlayar dari Pemalang, Jawa Tengah menuju Rotterdam, Belanda itu mencapai US$12 juta. Muatan bijih nikel milik PT Aneka Tambang Tbk bernilai sekitar Rp 1,7 triliun. "Jika tetap tidak ada perhatian dari pemerintah, Kesatuan Pelaut Indonesia akan turun ke jalan (demo)," kata Totok.
Baca Juga:
ARYANI KRISTANTI