Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Politik Dinasti Dalam Pilkada Masih Mungkin Dipraktikkan

image-gnews
Pilkada
Pilkada
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -  Praktik politik dinasti --satu keluarga dan kerabat menguasai pemerintahan-- dalam pemilihan kepala daerah masih mungkin dilakukan. Pembatasan anggota keluarga atau kerabat kepala daerah terpilih untuk mencalonkan diri dinilai tidak adil dan melanggar hak asasi setiap warga negara.

"Itu tidak tepat. Sebaiknya kita mengatur problem sesungguhnya, yaitu kenapa orang berperilaku seperti itu, bukan malah membatasi hak politik seseorang," kata Direktur Eksekutif Center for Electoral Reform (CETRO), Hadar Nafis Gumay kepada Tempo.

Menurut Hadar, daripada membatasi anggota keluarga kepala daerah terpilih untuk mencalonkan diri, lebih baik merumuskan ketentuan yang mengatur soal kualitas calon kepala daerah. Tujuannya, untuk menyaring calon kepala daerah yang benar-benar berkualitas. "Jadi bukan soal hubungan darah dan akses pemilih terhadap informasi setiap calon," kata dia.

Bahwa kemudian calon kepala daerah yang dipilih masyarakat adalah anggota keluarga kepala daerah sebelumnya, kata dia, itu merupakan hak konstitusional setiap warga negara untuk terpilih.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah menyiapkan aturan yang akan memangkas politik dinasti keluarga. Menurut Ketua KPU Hafidz Anshari, politik dinasti keluarga masih banyak dilakukan di hampir semua provinsi. ”Ini adalah politik tidak sehat, " kata Hafidz dalam rapat pimpinan bersama di kantor KPU Sulawesi Selatan, Senin (7/2).

Politik dinasti, kata Hafidz, biasanya dilakukan jika pejabat tidak bisa maju lagi dalam pemilihan kepala daerah. Maka, biasanya istrinya disorong untuk maju dalam pemilihan. ”Kalau bukan istrinya, adiknya, kakaknya, atau kerabat lainnya atau lebih dari satu keluarga bersaing dalam satu momen pemilihan,” ujarnya. ”Politik dinasti bisa menghambat orang lain dan mempersempit peluang orang lain.”

Menanggapi usulan itu, Wakil Ketua Komisi Pemerintahan Dalam Negeri DPR, Ganjar Pranowo menyatakan Ketua KPU tidak berwenang mengatur pembatasan politik dinasti. Pasalnya, KPU hanya lembaga penyelenggara pemilihan umum. "Jangan melebihi kewenangannya, karena kan pengaturan itu urusan pemerintah, dalam hal ini presiden dengan DPR," ucapnya via telepon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ganjar menjelaskan, akan lebih bermanfaat jika KPU membereskan persoalan penyelenggaraan pemilu, sehingga pemilu dapat berlangsung secara lebih baik. Kalaupun KPU ingin memasukkan usulan itu dalam rancangan Undang Undang Pemilihan Kepala Daerah, ia mempersilakan. Asal, semua usulan KPU harus disertai argumentasi dan alasan sosiologis yang tepat.

Jika usulan KPU sudah disampaikan secara resmi, lanjut Ganjar, maka nanti akan ditampung DPR dan akan diperdebatkan dalam pembahasan rancangan. "Politik dinasti itu kan persoalan politik, lebih baik yang diatur itu adalah
basis kompetensinya. Jadi kalaupun punya hubungan darah, kalau dia kompeten, kenapa tidak?" ungkap Ganjar.

Ganjar mengatakan, meski seorang calon tidak punya hubungan darah dengan pejabat sebelumnya, tapi jika tidak memiliki kompetensi yang baik, hal itu justru lebih berbahaya. Jadi, yang lebih penting untuk diatur dalam undang-undang adalah pengetatan syarat kompetensi calon. "Kalau pembelajaran dari kasus politik dinasti yang telah terjadi itu dianggap tidak baik, ya pasti akan ditolak (masyarakat)," ujar dia.

MAHARDIKA SATRIA HADI
 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

6 Januari 2018

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menghadiri diskusi bertajuk Panglima di Era Politik di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, 9 Desember 2017. Dewi Nurita/Tempo
Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

Soal perwira TNI/Polri yang terjun ke dunia politik lewat Pilkada menurut Fadli Zon tak menentukan ia akan tegas dalam memimpin.


Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

6 Januari 2018

Bakal calon Gubernur Sumatera Utara yang juga Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi (tengah) menerima ucapan selamat dari kader PKS seusai menerima dokumen sebelum pembacaan ikrar pemenangan dan pakta integritas calon kepala daerah dari PKS di Jakarta, 4 Januari 2018. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

Jika merujuk pada UU Pilkada, anggota TNI, personel Polri, dan pejabat negara lain tidak perlu mundur dari jabatannya saat akan mencalonkan diri.


Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

6 Januari 2018

Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (kiri) dan Musa Rajeckshah (kanan) saat menghadiri acara Konsolidasi pasangan Calon Kepala Daerah PKS di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 4 Januari 2018. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

Keputusan mengusung calon bukan kader partai dalam pilkada akan menimbulkan konsekuensi. Di antaranya sulit dikontrol dan diawasi partai.


Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

6 Januari 2018

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyerahkan surat keputusan dukungan kepada pasangan bakal calon Wali Kota Bogor Bima Arya dan Dedie A. Rachim di DPP Partai Golkar, Jakarta, 5 Januari 2018. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku memilih Dedie dengan menilai sisi personal wakil yang digandengnya dalam pilkada Kota Bogor.


Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

5 Januari 2018

Ketua KPU kota Mataram, M. Ainul Asikin (tengah), memberikan keterangan kepada wartawan terkait Pilkada Kota Mataram di kantor KPU Kota Mataram, NTB, 24 Agustus 2015. ANTARA/Ahmad Subaidi
Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

Satu wajah baru dan tiga pejabat lama akan bertarung memperebutkan kursi Gubernur NTB pada Pilkada serentak Juni 2018 mendatang.


Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

4 Januari 2018

Ilustrasi uang palsu. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

BI Kaltim memprediksi peredaran uang palsu meningkat bersamaan dengan Pikada.


Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

27 Desember 2017

Moreno Soeprapto dan istrinya Noorani Sukardi. Tabloidbintang
Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

Banyak pihak meragukan kemampuan politik kader Gerindra yang juga atlet balap Moreno. Namun, Gerindra tidak ragu sedikit pun.


Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

26 Desember 2017

Warga melintas di antara karangan bunga untuk Ahok-Djarot di Balai Kota, Jakarta, 26 April 2017. Karangan bunga ini dikirimkan setelah pasangan inkumben Ahok-Djarot kalah dalam Pilkada DKI Jakarta versi hitung cepat. TEMPO/Amston Probel
Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

Politik identitas masih membayangi Pilkada 2018, terpilihnya Anies-Sandi mencerminkan adanya polarisasi di masyarakat.


Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

17 Desember 2017

Pilkada 2018 Makin Mahal
Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Kebijakan moneter yang telah dimulai sejak tahun ini dan kebijakan pemerintah untuk 2018 akan mampu menopang penguatan daya beli masyarakat.


Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

22 November 2017

Menpora Imam Nahrawi dan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi saat melihat laga uji coba antara Persebaya dan PSIS Semarang di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, 19 Maret 2017. TEMPO/Nurhadi
Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi akan maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.