Menurut Dokter Hewan Utami Kurniawati dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, hasil otopsi menunjukkan ada sejumlah luka gigitan pada leher dan lambung. Selain itu juga ditemukan tulang yang remuk akibat belitan benda keras. "Juga ada pendarahan di paru-paru akibat gigitan dari luar yang tembus ke paru-paru," kata Utami.
Utami belum berani menyimpulkan jenis hewan yang menyerang kambing warga tersebut. "Bisa berupa anjing liar atau hewan lain," ujarnya. Utami meminta agar warga untuk memperketat penjagaan kandangnya agar tidak ada lagi korban.
Kematian kambing di Desa Songgokerto terjadi dua hari berturut-turut. Dari 21 ekor kambing itu, sebanyak 13 ekor di antaranya milik Junaedi yang ditemukan mati Kamis malam (25/11). Sedangkan delapan ekor kambing milik Mujiono ditemukan mati sehari sebelumnya, Rabu (24/11).
Junaedi mengetahui kambingnya mati saat akan memberi makan dan minum. "Saya lihat kandang sudah rusak. dari 14 ekor, yang mati 13 ekor," tutur Junaedi.
Adapun Mujiono baru mengetahui kambingnya mati pada pagi hari ketika akan memberi pakan. "Bangkainya menumpuk jadi satu. Darah hanya ada di sekitar luka. Tidak ada yang tercecer di lantai," ucapnya.
Kepala Kepolisian Sektor Batu Ajun Komisaris Polisi Slamet Riyadi menyatakan, pihaknya akan menyelidiki kejadian tersebut. "Ini menimbulkan keresahan warga," katanya. Polisi juga berjanji akan menggencarkan patroli keliling pada malam hari ke kampung-kampung.
Serangan hewan misterius pernah terjadi di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang lokasinya berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota Batu tahun 2009 dan awal 2010.
Saat itu, lebih dari 30 ekor kambing milik warga mati dengan luka cakaran dan mirip bekas gigitan. Setelah warga membunuh dua ekor anjing liar, tidak lagi terjadi kematian kambing secara misterius. BIBIN BINTARIADI.