TEMPO Interaktif, Padang - Dana bantuan perbaikan rumah korban gempa 30 September 2009 tahap kedua sebesar Rp 2 triliun di Sumatera Barat ditargetkan tuntas tersalur ke masyarakat hingga akhir Desember. Saat ini sedang dibentuk kelompok masyarakat (Pokmas) yang akan menerima bantuan.
Dari bantuan tahap kedua ini akan dibangun 144.049 unit rumah di 10 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. 92.706 rumah rusak berat akan dibantu masing-masing Rp 15 juta dan 51.743 rumah rusak sedang akan dibantu masing-masing Rp 10 juta.
Ketua Tim Pelaksana Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sumatera Barat Sugimin Pranoto mengatakan saat ini sudah terbentuk 1.200 Pokmas dari 4.000 Pokmas yang akan dibentuk untuk penyaluran bantuan gempa tahap kedua.
Ia mengatakan penyaluran dana akan langsung ke rekening masyarakat setelah validasi data oleh fasilitator bersama tim pendamping masyarakat sampai pada pembuatan rekening di Bank BRI sebagai bank pelaksana untuk masing-masing Pokmas.
Selanjutnya data dan rekening Pokmas dikirim ke Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) dan selanjutnya akan diteliti dan diajukan ke Kantor Pembendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta.
“Setelah datanya memenuhi persyaratan, maka dana disalurkan melalui BRI dan dikirim langsung melalui rekening Pokmas, dana Rp 2 triliun itu sudah ada, pencairannya tergantung progress masing-masing Pokmas,” kata Sugimin, Rabu (6/10).
Ia mengatakan BRI juga akan membuat rekening untuk masyarakat penerima bantuan sehingga dana dari Pokmas akan disalurkan BRI ke rekening masyarakat.
“Untuk menjamin dana itu memang digunakan untuk membuat rumah yang aman gempa, inilah tugasnya fasilitator. Bagi rumah yang sudah telanjur dibangun, nanti akan dibimbing agar rumah yang telah dibangun memang aman gempa,” kata Sugimin.
Sumatera Barat telah mendapat bantuan tahap pertama untuk perumahan sebesar Rp 114,5 miliar untuk pilot project 7 ribu rumah pada pertengahan tahun ini.
Salah satu warga penerima bantuan, Zainudin, warga Desa Ampalu, Kota Pariaman, mengatakan dana yang diterimanya sebesar Rp 10 juta sudah digunakan untuk perbaikan rumah.
“Memang ada petunjuk dari fasilitator bagaimana memperkuat tiang rumah saya yang hancur, besinya ditambah, sedangkan satu tetangga saya yang hancur karena tidak ada tiang kini juga sudah dibangun semipermanen dan menggunakan tiang besi seperti petunjuk fasilitator,” katanya.
Ia mengatakan, dari 23 anggota lainnya dalam Pokmasnya, empat di antaranya belum memperbaiki rumah karena tidak ada tukang. “Tukang sekarang sulit dicari karena banyak yang sedang membangun. Harus antre memakai jasa tukang, karena itu ada ynag belum membangun dari dana bantuan ini,” kata Zainudin.
FEBRIANTI