TEMPO.CO, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan mengirim seperlima dari jumlah total bantuan untuk para korban gempa di Aceh melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, mulai sore ini, Kamis, 8 Agustus 2016.
“Bantuan itu senilai Rp 3,5 miliar yang diterbangkan dengan menggunakan pesawat terbang kargo dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Bandara Blang Bintang,” kata Deputi Logistik dan Peralatan BNPB Rudi Patmanto di kantor BNPB Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2016.
Rudi mengatakan bantuan tersebut, antara lain, berupa 10 unit tenda posko, 10 unit genset berkapasitas 2.800 watt, dan bahan-bahan makanan. Selain itu, ada bantuan dari pihak lain, seperti PMI pusat, berupa selimut, kantong mayat, rompi, dan satu ambulans dari Kabupaten Binjai.
Kementerian Sosial juga mengirim bantuan senilai Rp 2 miliar dalam bentuk tenda gulung, matras, selimut, makanan kaleng, serta sembako. Sebelumnya, bantuan medis dan obat-obatan juga telah dikirimkan oleh Kementerian Kesehatan.
Kepala BNPB Willem Rampangilei telah berada di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Kesehatan, Basarnas, serta pejabat lain dari Kementerian Sosial. Kehadiran mereka bertujuan membantu penanganan darurat setelah gempa bumi yang mengguncang Aceh.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan posko tanggap darurat, media center, struktur komando tanggap darurat, dan koordinasi dengan berbagai pihak segera dilakukan oleh tim SAR gabungan. “Sesuai dengan instruksi Kepala BNPB,” katanya.
Guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal di pengungsian, hari ini rencananya TNI juga akan mendirikan rumah sakit lapangan di Pidie Jaya untuk menangani korban luka yang masih ada. “TNI juga menyiapkan 24 dokter spesialis,” kata Sutopo.
INGE KLARA