TEMPO Interaktif, Semarang - Universitas Diponegoro Semarang membangun klinik Centre for Development Disorder and Autism (CEDIA). "Ini merupakan klinik autis yang terpadu," kata Ketua Klinik Sultana M Faradz, seusai peresmian klinik, Jumat (6/8).
Dikatakan terpadu, lanjut Sultana, karena selaian sebagai pusat riset, klinik ini juga memberikan pelayanan kepada penderita autis dan developmental disorders yang secara terpadu menggabungkan berbagai klinisi, therapist, genetic counselor dan ahli laboratorium untuk bekerja dalam satu wadah. "Inilahyang membedakan klinik ini dengan klinik autis lainnya di Indonesia," kata Sultana.
Ia menjelaskan, di beberapa daerah lain memang ada klinik autis, namun penangannya secara parsial. Klinik autis di Undip ini juga menjalin kerja sama dengan Medical Investigation of Neurodevelopmental Disorders Institude, Univesity of California, Amerika Serikat.
Sultana menambahkan, di antara anak dengan kebutuhan khusus yang banyak dikenal masyarakat adalah penderita Sindrom Fragile X, Sindrom Down serta Autisme. Dalam dekade terakhir, angka prevalensi autis semakin meningkat tajam.
"Orang tua harus mampu mendeteksi secara dini perkembangan anaknya. Jika diketaui sang anak berkebutuhan khusus, maka penangannya bisa dilakukan sejak dini pula," terangnya.
Baca Juga:
Sohirin