Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Ribu Obat dan Makanan Dimusnahkan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif ,  Yogyakarta: Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memusnahkan ratusan ribu obat dan makanan yang tidak memenuhi standar dan syarat kesehatan. Produk-produk impor, makanan, kosmetik,obat dan obat tradisional tersebut banyak yang kadaluarsa, mengandung bahan berbahaya dan tidak berijin.


“Obat dan makanan yang dimusnahkan merupakan hasil razia pada 2008 yang lalu, pada tahun itu juga banyak makanan yang mengandung melamin,” kata Kepala BBPOM DIY, Endang Kusnadi, Jumat (27/2).

Menurut cacatan BBPOM, produk impor yang dimusnahkan sebanyak 787 box dan 1573 pcs karena mengandung melamin dan 146 pcs karena tidak terdaftar. Dari produk pangan dimusnahkan sebanyak 199.165 makanan kadaluarsa, mengandung bahan berbahaya, rusak, tidak memiliki etiket dan tidak memiliki ijin.

Dari jenis obat dan kosmetik dimusnahkan sebanyak 26.180 kosmetik yang mengandung zat berbahaya dan tidak memiliki ijin edar. Produk obat tradisional sebanyak 43.654 obat yang tidak memiliki ijin edar, obat tradisional impor tanpa ijin edar, label tidak memenuhi syarat, dan mengandung bahan kimia.

Menurut Endang, pemerintah, telah memberlakukan paraturan perundang-undangan dan penetapan standar serta melakukan pengawasan dan bimbingan pada industri untuk mengeluarkan produk-produk yang aman dikonsumsi.

“Dari sektor industri kami minta untuk menerapkan standar Good-Manufacturing Practice (GMP) dan mempekerjakan sumberdaya manusia yang terlatih,” kata Endang.

Untuk mengurangi peredaran produk-produk yang tidak memenuhi standar, kata dia BBPOM akan mengembangkan jaringan keamanan pangan yang melibatkan instansi pemerintah terkait dan unsur masyarakat.

Ia menambahkan, kandungan bahan kimia dan berbahaya dalam produk makanan, obat, dan kosmetik memang sulit untuk diketahui masyarakat. Maka pihak BBPOM harus melakukan uji laboratorium untuk memastikan kandungan yang ada dalam obat, kosmetik serta makanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi maraknya produk yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan Konsumen Toto Sunyoto menjelaskan, BBPOM harus berkordinasi dengan aparat kepolisian untuk menuntaskan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.

“Produk-produk yang tidak memenuhi syarat kesehatan marak di pasaran, kami sebagai lembaga selalu mendorong pihak penyidik untuk terus melakukan penyelidikan supaya tidak muncul keluhan dari konsumen,” kata Toto yang juga mantan Wakil Kepolisian Daerah (Wakapolda) DIY.

Dengan menindak para pelaku distribusi produk yang membahayakan yang dijerat dengan hukum, kata Toto, untuk menimbulkan efek jera. “Yang dirugikan selalu konsumen, masyarakat harus pilih-pilih produk yang sehat dan layak konsumsi,” kata dia.

MUH SYAIFULLAH


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BPOM : Jangan Percaya Iklan yang Janjikan Sembuh dari Kanker

13 November 2017

Ilustrasi penyintas Kanker. Shutterstock
BPOM : Jangan Percaya Iklan yang Janjikan Sembuh dari Kanker

BPOM meminta masyarakat agar tidak percaya iklan yang memberi iming-iming sembuh dari kanker.


Iklan Pengobatan Tradisional Diperketat  

26 Februari 2013

Ramuan yang dijual di Klinik Pengobatan TCM Harapan Baru Serpong, Tangerang. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan Pengobatan Tradisional Diperketat  

Larangan dianggap akan mempengaruhi bisnis penyiaran.


Undip Bangun Klinik Autis Terpadu  

6 Agustus 2010

Kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. TEMPO/ Budi Purwanto
Undip Bangun Klinik Autis Terpadu  

Universitas Diponegoro Semarang membangun klinik Centre for Development Disorder and Autism (CEDIA). "Ini merupakan klinik autis yang terpadu," kata Ketua Klinik Sultana M Faradz, seusai peresmian klinik, Jumat (6/8).


Rumah Sakit Harus Pilih Obat Generik

1 Maret 2010

Rumah Sakit Harus Pilih Obat Generik

Kementerian kesehatan meminta rumah sakit pemerintah untuk memilih obat generik ketimbang obat paten. "Kami sudah kirim surat edaran ke rumah sakit-rumah sakit pemerintah, apotekernya untuk mengganti dengan obat generik yang mutunya sudah terjamin," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai meresmikan laboratorium penyakit infeksi di Jakarta, hari ini.


Korban Meninggal Pengobatan Massal Dapat Diotopsi

15 November 2009

Korban Meninggal Pengobatan Massal Dapat Diotopsi

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Fahmi Idris mengatakan otopsi dilakukan untuk mengetahui secara persis penyebab kematian. "Kalau mau tahu penyebab kematian harus diotopsi."


Korban Pengobatan Massal Anti Filariasis Berhak Tuntut Pemerintah

15 November 2009

Korban Pengobatan Massal Anti Filariasis Berhak Tuntut Pemerintah

Sebanyak delapan orang meninggal dan 900 orang lebih dilarikan ke rumah sakit setelah mengkonsumsi obat anti Filariasis atau penyakit Kaki Gajah dalam pengobatan massal program 100 hari pemerintah.


Dukun Cilik Ponari Buka Praktek Khusus Layani Pejabat

19 Februari 2009

Dukun Cilik Ponari Buka Praktek Khusus Layani Pejabat

Bukan hanya melayani rakyat biasa dukun cilik Ponari juga melayani pejabat tinggi seperti di kepolisian mau pun aparat berseragam dinas loreng.


Pedagang Air Kemasan Menjamur di Desa Ponari

11 Februari 2009

Pedagang Air Kemasan Menjamur di Desa Ponari

Banyaknya pengunjung yang mendatangi praktek pengobatan alternatif Ponari membawa keuntungan bagi masyarakat Desa Balongsari dan sekitarnya.


Kakek Dukun Cilik Perkuat Pagar untuk Antre Pasien

10 Februari 2009

Kakek Dukun Cilik Perkuat Pagar untuk Antre Pasien

Lantaran ambrol, panitia pengobatan dukun cilik Ponari memilih melakukan perbaikan pagar pembatas dari bambu yang dipasang sepanjang jalan, sekitar 20 meter menuju rumah Ponari.


Pasien Tabib Cilik Ponari Tetap Bertahan

10 Februari 2009

Pasien Tabib Cilik Ponari Tetap Bertahan

Sejak praktek pengobatan ini dibuka tiga minggu lalu, tercatat empat orang meninggal karena kelelahan.