Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kuasa hukum Antasari Azhar, Ari Yusuf Amir dan M. Assegaf, mendaftarkan memori kasasi Antasri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (19/07/2001) siang.
"Dalam memo ini kami menyampaikan banyak hal yang telah kami kaji, terutama pertimbangan tentang judect factie. Dalam hal ini hakim tingkat pertama dan tingkat banding telah salah dan belum menerapkan hukum berkeadilan," ujar Ari yusuf Amir ketika ditemui usai mendaftarkan memori kasasi tersebut. Mereka tidak mengajukan bukti baru, hanya mengajukan analisa yuridis.
Keduanya menilai, hakim persidangan tidak mempertimbangkan pengakuan saksi, termasuk saksi ahli, yang meringankan Antasari. "Selain itu juga salah memahami makna hubungan uang Rp 500 juta yg tidak ada kaitan dengan Antasari," ujar Ari Yusuf menambahkan.
Ari Yusuf juga menilai adanya kesalahan fatal dalam proses pengadilan, yaitu proses pidana tidak mengacu pada dakwaan. "Kalau dalam dakwaan itu jelas sekali ada pernyataan 'ikut serta untuk menganjurkan pembunuhan', tapi dalam pengadilan tinggi, justru 'menganjurkan pembunuhan'," ujar ari menambahkan.
"Kesalahan ini sangat fatal. Dalam memori kami, kami sampaikan mohon pada hakim kasasi untuk memutus bebas Pak Antasari," ujar Ari Yusuf.
Assegaf, kuasa hukum Antasari yang lain juga menambahkan, dalam kasus Antasari terlihat adanya rekayasa terhadap Antasari. misalnya peristiwa di kamar hotel Mahakam, atau rekaman percakapan dengan Sigit.
"Sigit mengaku berhubungan baik dengan Antasari, tapi seorang yang berhubuangan baik kenapa menaruh peralatan rekaman di bawah meja. Kalau kenal baik, taruh saja di atas," ujar Assegaf. Dia menambahkan, peristiwa yang menjerat kliennya ini sarat rekayasa.
Ratnaning Asih
Iklan
