TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menampik telah mengabaikan penanganan korban Gempa di Serui, kabupaten Yapen Waropen, Papua. " Jangan dianggap pemerintah itu lambat. Hari pertama kami langsung mengirim bantuan ke Serui" kata Agung Laksono di kantornya, Senin (28/6).
Bantuan pertama dari pemerintah pusat, kata Agung, dikirim melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebesar Rp 200juta. Ikut dibagikan pula, 3 ribu tenda dan selimut. Juga dana dari Kementerian Sosial sebesar Rp 500 juta plus obat-obatan.
Dari Kementerian Koordinator Kesra sendiri dicairkan dana Rp 1 milyar. Adapun dari Papua sebanyak Rp 1,5 milyar. "Itu untuk tanggap darurat saja,ditambah lagi sudah bergerak dari sejumlah lembaga sosial," kata Agung.
Masa tanggap darurat untuk situasi di Serui berlaku hingga 14 Juli dan dilanjutkan dengan tahap rekonstruksi, 7 ribuan korban. Setiap korban dalam masa tanggap darurat berhak mendapatkan makanan dan lauk pauk. "Pemerintah selalu menangani korban bencana baik yang terjadi di kawasan Indonesia barat maupun timur, tidak ada diskriminasi," kata Agung menegaskan.
Menurut Agung, karena ada satu yang mengeluh, bukan berarti semuanya mengalami. "Kalau mengatakan belum tertangani, saya kira itu nggak ngerti, karena saya lihat sendiri, jangan sampai orang yang belum pernah kesana mengatakan macam-macam," jelasnya.
Bahkan kemarin dilaporkan bahwa daerah yang terisolir, sudah bisa tembus bantuan. Daerah yang dilanda gempa diakuinya memang mempunyai medan suli dan kondisi cuaca berubah cepat
Pada kunjungan Jumat lalu, Agung menyatakan pemerintah daerah sudah bisa menangani kondisi di serui. Tercatat 5300 rumah rusak dan 3 ribu diantaranya rusak berat. "Umumnya penduduk yang mengungsi tidak mau disentralisir tapi mintanya di depan rumah, maka tenda diperlukan banyak, terutama bagi yang rusak berat, dan kini semuanya tercukupi," jelas Agung.
Tim kaji cepat, Ia melanjutkan akan menghitung kerusakan untuk tahap rehabilitasi dan rekomendasi. "Umumnya rumah-rumah karena infrastruktur tidak terlalu banyak terganggu," jelas Agung.
DIANING SARI