TEMPO Interaktif, Karanganyar - Petani di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, membakar ratusan hektar sawahnya karena terserang wereng cokelat. Semula, mereka berharap tanaman padi itu bisa dipanen bulan depan.
Budi Purnomo, Ketua Kelompok Tani Sedya Mulya Colomadu, mengatakan 70 persen sawah di daerah tersebut terkena serangan wereng cokelat. Sedangkan sisanya berpotensi besar tertular. “Sebagian besar petani menanam padi jenis sama,” kata Purnomo.
Akibat serangan wereng coklat, setiap hektar sawah, petani menderitakerugian Rp 4 juta. “Sedangkan hasil yang didapatkan bisa mencapai Rp 15 juta tiap hektarnya,” kata Purnomo.
Harapan petani mendapatkan hasil panen besar pada musim panen ini sirna karena serangan wereng. Mereka terpakasa memilih membakar tanaman padi yang belum sempat dipanen itu. Selain karena frustasi, lanjut Purnomo, petani membakar sawahnya dengan harapan agar hama yang masih berada di areal persawahan ikut mati.
Dia menambahkan, upaya untuk membakar tanaman padi itu murni dari kesadaran para petani. “Untuk satu musim ini tanaman padi harus dihabiskan,” kata dia. Mereka berharap upaya tersebut bisa memutus mata rantai pengembangbiakan wereng cokelat.
Namun dia mengakui, masih ada beberapa petani yang enggan membakar sawahnya karena berharap tanamannya masih dapat diselamatkan. “Petani yang enggan menghabiskan tanaman padinya sangat merugikan petani lain,” imbuhnya. Sebab kondisi tersebut berpotensi wereng terus berkembang biak.
Sutarmo, salah satu petani, mengaku mengalami kerugian yang cukup besar akibat serangan wereng. “Lahan yang saya gunakan merupakan lahan sewaan,” kata Sutarmo. Dia menyewa lahan sawah milik kas desa seluas setengah hektar senilai Rp 3,5 juta. Terpaksa, dirinya turut membakar sawahnya dan membiarkan kering hingga musim tanam berikutnya.
Sebenarnya, sawah yang telah kering masih dapat ditanami dengan jenis tanaman lain, seperti jagung. “Namun masyarakat sepertinya enggan menanamnya,” kata Sutarmo yang juga menjadi wakil ketua Kelompok Tani Sedya Mulya Colomadu. Alasannya, banyak petani di daerah lain yang menanam jagung setelah tanaman padinya diserang hama wereng. Petani khawatir, harga jual produksi jagung merosot tajam pada saat panen.
Sementara itu, Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono menjamin pasokan beras untuk masyarakat miskin tidak akan terganggu oleh serangan wereng cokelat. “Stok beras kami masih mencukupi hingga akhir tahun ini,” kata Agung Laksono ketika ditemui di Hotel The Sunan Surakarta.
Dia menjelaskan jika pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Urusan Logistik. Saat ini cadangan beras nasional masih mencapai lebih dari dua juta ton. Dia berharap, serangan hama wereng bisa cepat terselesaikan agar cadangan beras itu masih bisa bertambah.
AHMAD RAFIQ