TEMPO Interaktif, Semarang - Gubernur Provinsi Jawa Tengah Bibit Waluyo menyesalkan keputusan Sri Mulyani yang meninggalkan posisi sebagai Menteri Keuangan RI dan lebih memilih sebagai direktur pelaksana Bank Dunia mulai 1 Juni mendatang.
"Kenapa Ibu (Sri Mulyani) harus meninggalkan Indonesia. Saya sangat gelo (menyesal)," kata Bibit Waluyo saat memberi sambutan dalam acara pencanangan pembangunan Kantor Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta di Semarang, Jumat (7/5).
Bibit menambahkan, "Kalau saya bisa nangis di sini maka saya akan nangis". Sri Mulyani yang berada duduk di barisan depan hanya tersenyum-senyum saja.
Gubernur yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menegaskan kinerja Sri Mulyani di Kementerian Keuangan sudah sangat luar biasa. Bibit menyebut Sri Mulyani telah mampu menjaga perekonomian Indonesia untuk tetap baik meskipun dihantam krisis global. Selain itu, Sri Mulyani juga dinilai berhasil dalam reformasi di kementerian keuangan terutama di Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Bibit mengaku tidak tahu apakah Sri Mulyani memiliki target lain pada saat menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia nanti. "Jika tujuan dan sasaran itu memang baik dan lebih besar untuk bangsa ya saya mendukung," katanya.
Namun Bibit sangat menyayangkan jika kepergian Sri Mulyani itu disebabkan karena tekanan politik. "Ini gimana bangsaku ini," kata dia yang disambut tawa para hadirin.
Bibit mengaku pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyusun menteri dirinya selalu berdoa agar Sri Mulyani jadi menteri lagi. Doa yang sama juga untuk Djoko Kirmanto sebagai Menteri Pekerjaan Umum. "Dua orang ini selalu saya doakan," kata mantan Panglima Kodam IV Diponegoro ini. Ternyata, kata Bibit, "La saiki kok malah ngene (lha sekarang kok malah jadi begini)".
ROFIUDDIN