TEMPO Interaktif, Makassar - Pengadaan rumah dinas untuk personel TNI Angkatan Udara di Makassar tidak akan bertambah tahun ini. Anggaran TNI AU difokuskan untuk menggenjot pengadaan dan perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Target pengembangan fasilitas berupa rumah dinas memang tidak diharapkan karena kebijakan anggaran tercurah bagi perawatan alutsista. Meski untuk lingkup Koopsau II rumah dinas kami akui jumlahnya terbatas," ujar Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) II, Marsekal Pertama Agus Munandar dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-64 TNI AU hari ini.
Hal ini juga ditunjang oleh kondisi personel TNI AU yang secara merata telah kebagian rumah dinas. Agus mengatakan, rumah dinas yang dikuasai purnawirawan saat ini hanya berkisar tiga unit. "Prajurit yang asli orang Sulawesi Selatan lebih memilih tinggal di rumah keluarga sehingga tidak membutuhkan tinggal di rumah dinas," ujar Agus.
Ia juga memberi kelonggaran bagi purnawirawan yang tinggal di rumah dinas dengan alasan belum punya rumah pribadi. Meski itu, pihaknya tetap mengawasi adanya rumah dinas yang hendak atau sengaja dikomersilkan.
Menurut Agus, program Mabes AU tentang zero accident lebih diutamakan. TNI AU mendapat total anggaran Rp 4,6 triliun dari jumlah sebelumnya Rp 3,3 triliun. Untuk itu, kenaikan anggaran senilai Rp 1,3 triliun tahun ini tercurah sepenuhnya untuk pengadaan pesawat tempur dan pembelian suku cadang pesawat sebanyak Rp 550 miliar.
"Termasuk untuk perawatan tujuh unit pesawat jet tempur Sukhoi yang parkir di Skuadron 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar," ucap Agus.
Keselamatan, kata Agus, tidak hanya ditunjang pada taat aturan. Namun itu ditunjang oleh kelayakan dan suku cadang pesawat yang digunakan. Khusus perawatan Sukhoi, Agus tidak ingin tidak ditunjang dengan suku cadang yang sesuai dengan spesifikasi jet tempur yang sebenarnya.
ABDUL RAHMAN