TEMPO Interaktif, Depok - Universitas Indonesia (UI) kembali mengukuhkan Guru Besar-Guru Besar Tetap Fakultas IImu Teknik yakni Prof. Dr. Ir. Emirhadi Suganda, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. T. Yuri M. Zagloel, M.Eng.Sc.
Keduanya dikukuhkan secara bersamaan oleh Rektor UI Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri di Balai Sidang Kampus UI Depok.
Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul "Menuju Suatu Keniscayaan: Tata Kelola Lingkung Bangun Berkelanjutan", Prof. Dr. Ir. Emirhadi Suganda, M.Sc menjelaskan Tata Kelola sebagai rangkaian proses: kebiasaan, kebijakan, peraturan, yang menentukan pengelolaan serta pengendalian suatu kegiatan.
Sedangkan Lingkung Bangun (built environment) adalah kegiatan yang terkait dengan penataan ruang kota, kawasan, permukiman/perumahan, serta keterbangunan lingkungan/bangunan.
Lingkung Bangun dapat berkelanjutan jika Tata Kelola yang baik (good governance) dapat diterapkan pada proses perencanaan dan perancangan, dari hulu ke hilir mulai tingkat makro, meso hingga mikro.
Pada tingkat makro, pembangunan membutuhkan penataan ruang sebagai dasarnya, di mana prosesnya terdiri dari perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang, yang harus mempertimbangkan aspek daya dukung, daya tampung dan jejak ekologi.
Pada tingkat meso, dikenal beberapa istilah seperti Eco, Green, Sustainable, dan Bioclimatic Architecture yang bermakna arsitektur ramah lingkungan. Sistem struktur dengan pendekatan fenomena alam seperti morphogenetic menjadi alternatif, sedangkan material terbarukan seperti bambu menjadi solusi.
Energi alam seperti matahari, angin dan hujan dapat dimanfaatkan, berupa: solar photovoltaic cells, biofuel, wind energy, hidrogen energy. Di tingkat mikro terwujudnya keterbangunan fisik, diawali dengan kegiatan pengadaan pemberi jasa yang harus mempunyai prinsip: efektif, efisien, transparan, akuntabel dan persaingan sehat.
Sedangkan Prof. Dr. Ir. T. Yuri M. Zagloel, M.Eng.Sc menyampaikan pidato ilmiah yang berjudul "Integrasi Produktifitas dan Kualitas Sebagai Tantangan IImu Teknik Industri Menuju Kemandirian Indonesia".
Dijelaskan, keinginan Indonesia untuk dapat mencukupi kebutuhannya sendiri di samping mengekspor produk dan jasa unggulannya belum tercapai. "Produktifitas kita bermasalah karena jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan sendiri, dan ditambah kualitas barang dan jasa kita yang belum maksimal, sehingga setiap tahun semakin banyak mengimpor."
Hal ini merupakan problem bangsa Indonesia yaitu ketidakmandirian. Untuk itu, dalam penelitian ini Prof. Yuri mendeskripsikan beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut melalui integrasi produktifitas dan kualitas, yaitu pertama, berpikir secara sistem dan terintegrasi (system thinking dan system integration) merupakan misi Teknik Industri dalam proses pemecahan masalah kompleks-melibatkan banyak variabel.
Kedua, perhatian keilmuan Teknik Industri menitikberatkan pada faktor manusia yang berinteraksi dengan proses industri merupakan suatu perhatian awal yang penting dan mendasar untuk mendapatkan solusi strategis sekaligus teknis dalam permasalahan produktifitas dan kualitas industri Indonesia.
Ketiga, keilmuan Teknik Industri menghasilkan pendekatan dan tools di mana penyebab utamanya bukan hanya gejala namun bekerja secara team work dan tersistem menuju solusi yang optimal dengan mempertimbangkan semua kendala yang ada. Dan
"Dan keempat, penelitian-penelitian Teknik Industri menekankan secara kuat aspek efisiensi dalam penggunaan sumber daya manusia, material, peralatan dan energi sangat relevan dalam menurunkan biaya industri, meningkatkan kualitas dan keberlanjutan lingkungan," ujarnya yang disampaikan Rabu (3/3).
BASUKI RAHMAT