TEMPO Interaktif, Padang - Telur penyu belimbing (Dermochelys coriacea), salah satu penyu langka, ternyata dijual bebas di Pantai Muara, Kota Padang, Sumatera Barat.
Telur penyu belimbing ditemukan dijual bersama telur-telur penyu jenis lain di kios-kios makanan ringan di sepanjang Jalan Samudera, tak jauh dari Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang.
“Kami menemukan 80 butir telur penyu belimbing yang dijual seharga Rp10 ribu per butir pada Jumat (22/1) pukul 22.00 WIB,” kata Harfiandri Damanhuri, peneliti penyu dari Sea Turtle Information Centre of Indonesia, Sabtu (23/1).
Dijual bebasnya telur penyu seperti telur asin di Pantai Muara Padang tidak mengejutkan, karena sudah berlangsung lama. Namun ditemukannya telur penyu belimbing membuat tim Sea Turtle Information Centre of Indonesia terkejut.
“Sudah hampir lima tahun kami tidak pernah melihat telur penyu belimbing di pesisir Padang karena selalu kami pantau penjualan telur penyu di sana,” katanya.
Menurut Harfiandri, telur penyu belimbing terakhir yang ditemukan diperjualbelikan di Pantai Padang pada 29 November 2005. Telur itu berasal dari pulau dekat Kota Pariaman sebanyak 90 butir yang dijual per butir Rp 3.000. Saat itu pedagang telur penyu mengatakan baru pertama melihat telur penyu Belimbing setelah 10 tahun.
Selain itu, pada 2001 nelayan Kota Pariaman tak sengaja menjaring penyu belimbing dekat Pulau Kasiek dan melepaskannya kembali ke laut.
“Ini membuktian salah satu hewan langka yang masuk dalam daftar CITES appendix I katagori hewan yang terancam ini masih ada di pesisir Sumatera Barat dan patut dilakukan penyelamatan serius,” kata dosen Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta, Padang itu.
Meski Sumatera Barat termasuk 15 provinsi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan konservasi penyu, kata Harfiandri, namun perdagangan telur penyu tidak pernah dihentikan. Bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Harfiandri mengatakan, pada 2004 tingkat eksploitasi telur di pantai dan pulau-pulau kecil Sumatera Barat 28.570 butir, sedangkan pada tahun 2008 berkisar antara 58.940 butir.
“Jika tidak dilakukan upaya sungguh-sungguh dan serius secara bersama-sama, hewan langka ini akan punah di Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang,” kata Harfiandri.
FEBRIANTI